Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Intermediasi Perbankan - Himbara Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Tahun Ini di Kisaran 5-7%

UMKM Gerakkan Pertumbuhan Kredit

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pertumbuhan kredit perbankan ke sektor UMKM selama pandemi Covid-19 dapat menembus level 10 persen.

JAKARTA - Himpunan Bank BUMN atau Himbara meminta pemerintah membantu menuntaskan masalah kredit yang menyandera usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tujuannya agar penyaluran kredit bisa makin lancar dan cepat sehingga mendorong pertumbuhan kredit.

"Harus ada regulasi di sini. Butuh kebijakan. Bila perlu pemerintah putihkan saja masalah di masa lalu supaya UMKM lebih lincah lagi mencari kredit. Di sisi lain perbankan juga lebih leluasa memberi kredit,"tegas Ketua Himbara Sunarso dalam acara ngobrol bareng Pemred dan Himbara di Jakarta, Rabu (6/1).

Pentingnya mendorong kelincahan kredit UMKM karena selama ini usaha mikro mengakselerasi pertumbuhan kredit perbankan. Bahkan, Himbara mencatat pertumbuhan kreditnya di atas 10 persen alias double digit. "Tapi angkanya saya belum ke luarkan. Nanti ada waktunya," sambung dia.

Adapun kelompok kecil menengah, lanjut dia, sulit tumbuh, sementara korporasi memang sengaja tidak ditumbuhkan. "Intinya usaha mikro itu paling kuat mendorong pertumbuhan kredit," tukas Sunarso.

Sunarso, yang juga Direktur Utama BRI itu, mengatakan bank Himbara pemproyeksikan pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 5-7 persen. Angka itu lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia (BI) sebesar 9 persen.

Meski demikian, sambung Sunarso, langkah utama untuk mengatrol pertumbuhan kredit adalah dengan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pemerintah sudah menempuh sejumlah langkah tepat, seperti mengucurkan stimulus ke masyatakat bawah, dengan menyalurkan bantuan tunai dan bantuan sosial (bansos).

Dia menegaskan akselerasi pertumbuhan kredit tak hanya bergantung pada penurunan suku bunga pinjaman perbankan. Menurutnya, faktor pendukung lainnya mencakup konsumsi, daya beli masyarakat, potensi risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) serta penjualan retail.

Tetap Lanjut

Karena itu, dirinya meminta agar proyek-proyek infrastruktur yang memilliki multiplier effect besar tidak boleh berhenti. Pasalnya, hal itu berpengaruh pada peningkatan penghasilan masyarakat sehingga berpengaruh terhadap penguatan daya beli.

Dirinya mencontohkan proyek infrastruktur perumahan. "Tentu itu akan meningkatkan kredit bagi BTN (Bank Tabungan Negara). Pembangunan perumahan menyerap locak konten dan menyerap pekerja yang banyak," jelas dia.

Selain Sunarso, dalam acara itu juga hadir juga pimpinan bank Himbara lainnya, seperti Direktur Utama Bank BNI Royke Tumilaar, Dirut Bank Mandiri Junaidi, dan Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank BTN Nixon Napitupulu.

Dirut Bank Negara Indonesia (BNI), Royke Tumilaar, menjelaskan angka lima persen yang dipatok Himbara itu tidak bermaksud untuk berbeda dengan target BI. Namun, target itu didasarkan pada pertimbangan kondisi objektif di lapangan.

"Karena industri tidak seperti dulu lagi, meski ada vaksin. Jika ekonomi mulai baik lagi maka kita akan genjot lagi sampai double digit, tapi sekarang orang tidak lihat setahun, tetapi enam bulan bahkan tiga bulan," pungkas dia.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top