Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perluasan Pasar I Jangan Lagi Andalkan Pasar Konvesional

UMKM Didorong Lakukan Digitalisasi

Foto : ANTARA/Mansur
A   A   A   Pengaturan Font

Pelatihan digitalisasi perlu agar dapat memahami broadcasting, bisnis e-commerce, digital content, E-learning dan bisnis afiliasi.

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melakukan digitalisasi untuk memasarkan produk. Sebab digitalisasi akan memperluas pangsa pasar dan meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
"Sampai hari ini baru 10 persen UMKM yang memasarkan produknya secara digital," ujar Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa. Dia mengatakan ini saat meninjau produksi labeur jahe di Galeri Sentral Lebak (GSL), Rangkasbitung, Lebak, Senin (30/5). Saat ini di Banten terdapat 117.270 UMKM.
Ia mengakui, banyak UMKM Lebak memasarkan produk masih secara konvensional, belum menggunakan teknologi digital. Karena itu, pemerintah daerah setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk pelatihan digitalisasi kepada para pelaku UMKM. Pelatihan digitalisasi itu agar dapat memahami broadcasting, bisnis e-commerce, digital content, E-learning dan bisnis afiliasi.
Selain itu, juga cara mem-posting produk UMKM hingga ke aplikasi media sosial seperti marketplace, Shopee, Lazada, Akulaku, Tokopedia, Bukalapak, Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube. "Kami berharap melalui pemasaran digitalisasi dapat mendongkrak omzet," kata Imam.
Menurut dia, di era digitalisasi seperti sekarang diharapkan para pelaku UMKM bisa lebih berinovasi dengan memanfaatkan jejaring pasar secara online untuk akses pemasaran. Pelaku UMKM harus melek digital, sehingga dapat memperluas pemasaran dan tidak lagi mengandalkan pasar konvensional.
Untuk tahun ini, kata dia, pelaku UMKM yang mendapat program pelatihan digitalisasi sebanyak 40 pelaku. Program pelatihan digitalisasi itu berharap produk UMKM lokal bisa naik kelas dan bersaing di pasar global. "Jangan sampai pelaku UMKM tidak mengenal teknologi digitalisasi," ujar Imam.
Sementara itu, seorang pelaku UMKM, Umsaroh, yang memproduksi Batik Chanting Pradana mengatakan pihaknya sangat terbantu pemasaran dengan memanfaatkan digitalisasi sehingga banyak permintaan dari beberapa daerah di Indonesia. Pemasaran dengan teknologi digital dilakukannya secara broadcasting maupun online, sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi. "Kami memanfaatkan digitalisasi setelah mengikuti peserta pelatihan digital yang dilakukan oleh pemerintah daerah, " katanya.

Lomba Lagu
Sementara itu, Yece (73), penyanyi asal Jakarta Timur meraih juara pertama lomba lagu pop nostalgia yang diselenggarakan "Visit to Lebak" Galeri Sentral Lebak guna mempromosikan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Kami merasa senang meraih juara pertama dalam lomba lagu pop nostalgia," kata Yece.
Terpenting bersilaturahmi dengan masyarakat Kabupaten Lebak. Di mana masyarakat Kabupaten Lebak begitu peduli terhadap lagu-lagu pop nostalgia Indonesia.
Dalam ajang lomba pop nostalgia cukup bersaing dengan peserta dari daerah lain. Kemenangan yang diraih tentu berkat kerja keras, meski usia sudah lanjut. "Kami berharap tahun depan lomba lagu pop nostalgia dapat digelar kembali," kata Yece yang membawakan lagu Bing Ciptaan Titik Puspa.
Yece sebagai guru vokal di Jakarta Timur mengatakan event lagu-lagu pop nostalgia RI perlu dilestarikan. Lagu-lagu pop nostalgia perlu digalakkan karena merupakan cinta terhadap kesenian dalam negeri sendiri. Juara kedua lomba lagu pop nostalgia diraih Maladi (55) dari Jakarta dan Salwa (50) Bekasi.
Ketua Panitia Visit to Lebak GSL Wawan Ruswandi mengatakan, kegiatan lomba lagu pop nostalgia Indonesia diikuti 50 peserta dari Jakarta, Bekasi, Rangkasbitung, Pandeglang, Serang, Tangerang, Cilegon, Lampung, Bogor, dan Bandung. wid/Ant/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top