Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Afrika

Ulah Diaspora Tutsi Mendorong Terjadinya Genosida

Foto : afp/ BERTRAND GUAY
A   A   A   Pengaturan Font

Pada saat yang sama, peristiwa eksternal di negara tetangga Burundi dan Uganda mempengaruhi Rwanda. Pengungsi Tutsi di Uganda yang melarikan diri dari genosida 1959, dianiaya oleh pemerintah Uganda pada awal 1980-an. Diskriminasi dan marginalisasi yang membayangi diaspora Rwanda di Uganda merajalela bahkan pada akhir tahun 1980-an.

Hal ini meradikalisasi orang Tutsi yang tinggal di sana dan mendorong gagasan bahwa mereka perlu kembali ke Rwanda dan merebut kendali negara di sana. Pada 1988 sekitar 50.000 orang Hutu melarikan diri dari kekerasan etnis di Burundi ke Rwanda, yang meradikalisasi orang Hutu yang tinggal di Rwanda.

Pada 1986 Gerakan Perlawanan Nasional (NRM) mengambil alih kekuasaan di Uganda, dan banyak pejuang gerilya yang berjuang untuk mereka adalah anak-anak pengungsi Tutsi, yang paling terkenal adalah anggota RPF Paul Kagame. Pada 1987 Kagame diangkat menjadi kepala intelijen militer di Uganda.

Pada bulan Oktober 1990, dengan dukungan senjata dan material dari Uganda, RPF memulai invasi bersenjata mereka ke Rwanda. Hal ini akan meradikalisasi masyarakat Tutsi yang tinggal di sana dan memacu gagasan bahwa mereka perlu kembali ke Rwanda dan mengambil kendali negara di sana.

Pada 1991, RPF mengalami beberapa kemenangan di medan perang, tetapi gagal menerjemahkan kemenangan tersebut menjadi kemenangan strategis jangka panjang. Penyebabnya adalah penduduk setempat, yang sebagian besar adalah petani Hutu, tidak melihat RPF sebagai pembebas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top