Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 30 Okt 2022, 12:00 WIB

Ukrida Gandeng Gereja Perkuat Program Kemanusiaan

Rektor Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Wani Devita Gunardi (kedua kanan bawah) bersama para perwakilan pendeta usai diskusi, di Jakarta, Sabtu (29/10).

Foto: istimewa

JAKARTA - Rektor Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida), Wani Devita Gunardi, mengatakan pihaknya menggandeng gereja untuk memperkuat program kemanusiaan ke berbagai daerah. Hal ini sekaligus mengimplementasikan visi Ukrida menjadi perguruan tinggi unggul di level nasional dan internasional berdasarkan nilai Kristiani.

"Dengan bergandengan tangan antara gereja sebagai pemiliknya, Ukrida berkomitmen untuk terus berkarya dan menjadi berkat bagi sesama," ujar Wani, usai bertemu dengan para perwakilan gereja, di Jakarta, Minggu (30/10).

Dia mencontohkan salah satu program kemanusiaan dalam rangka pemerataan pendidikan. Sejak 2019 sampai 2022, Ukrida telah memberikan beasiswa bagi 61 putra putri Papua.

"Sebagai perwujudan nilai Kristiani, Ukrida bukan hanya menerima mahasiswa yang mampu secara finansial dan di Jakarta, tetapi juga mahasiswa dari berbagai daerah, termasuk Papua, yang membutuhkan dukungan beasiswa," tandasnya.

Direktur Rumah Sakit Ukrida Eka Widrian Suradji mengungkapkan, pihaknya berkomitmen mengobati dengan kasih dan merawat dengan hati. Di sisi lain, pihaknya juga terus mengembangkan kualitas sebagai rumah sakit pendidikan.

Dia menerangkan, sejak Juli 2022, RS Ukrida menjadi RS Tipe C yang menawarkan harga terjangkau dan berkeadilan bagi pasien. Hal ini untuk menjawab adanya anggapan negatif masyarakat terhadap rumah sakit yang komersial.

"RS UKRIDA juga melayani pasien tanpa membeda-bedakan latar belakangnya. Sejak Januari 2022 RS Ukrida menerima pasien dengan layanan BPJS," jelasnya.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom menyampaikan, kepedulian gereja-gereja di Indonesia terhadap masyarakat miskin sudah dimulai sejak 970. Menurutnya, gereja bisa kembali mengirimkan para pemuda terlatih untuk menjadi penggerak pembangunan desa.

"Ini merupakan pembangunan desa melalui pemberdayaan atau pengembangan masyarakat. Sayangnya, kegiatan ini berhenti, padahal motivator penggerak desa ini adalah cara kreatif dan efektif mengentaskan kemiskinan," katanya.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.