UI Serahkan Buku 30 Policy Brief ke Otorita IKN
Foto: ANTARA/Humas UIJAKARTA - Universitas Indonesia (UI) menyerahkan Buku Kumpulan 30 Policy Brief untuk Otorita Ibu kota Nusantara (OIKN). Buku yang disusun peneliti UI itu berisi gagasan inovatif serta solusi berbasis kajian ilmiah untuk mendukung upaya pemerintah mewujudkan IKN sebagai ikon masa depan Indonesia.
“Kami berharap buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembangunan IKN dan memberikan dampak positif bagi perkembangan kawasan ini,” ujar Sekretaris Universitas UI, Agustin, dalam keterangan resminya, Kamis (7/11).
Dia menerangkan, terdapat berbagai topik strategis mulai dari energi, pangan, transportasi, sosial-humaniora, teknologi dan informatika, hingga kesejahteraan dan konservasi lingkungan.
Menurutnya, buku tersebut mencerminkan komitmen UI mengintegrasikan kebijakan publik guna mendorong transformasi positif bagi masyarakat dan lingkungan di kawasan IKN.
“Beberapa rekomendasi diberikan untuk mendukung keberlanjutan dan inovasi dalam sektor energi, pangan, dan transportasi,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Nurtami, mengatakan seluruh rekomendasi atau policy brief dalam buku ini merupakan hasil kolaborasi dan pemikiran dari para akademisi dan peneliti lintas disiplin ilmu di UI dalam menjawab tantangan dan peluang pembangunan IKN. Dia berharap buku ini dapat membangun jembatan antara ilmu pengetahuan dan kebijakan publik.
“Sinergi ini krusial dalam mendorong pembangunan yang cerdas, adaptif, berkelanjutan, dan mampu menghadapi tantangan global di masa depan. Semoga buku ini memberikan kontribusi positif bagi pembangunan IKN yang menjadi simbol kemajuan negara,” katanya.
Sekretaris Universitas UI, dr Agustin Kusumayati M Sc Ph D.
Sementara itu, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi, menjelaskan ada lima prinsip yang dijalankan saat perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian IKN. Kelima prinsip itu adalah green (hijau), sustainable (berkelanjutan), resilience (berketahanan), inclusive (inklusif), dan smart (cerdas).
Dia melanjutkan, 65 persen wilayah IKN akan digunakan untuk tropical forest dan 10 persen digunakan untuk green area, seperti city park dan smart farming. Sementara itu, 25 persen area akan dibangun sebagai built environment area yang dibagi menjadi sembilan economy generator.
“IKN mengundang large scale investor sampai dengan UMKM karena ini adalah kota inklusif untuk semua orang. Karena itu, filosofi ini berpengaruh secara langsung di dalam perencanaan dan pembangunan IKN,” terangnya.
Guna mendukung keberlanjutan dan inovasi dalam sektor energi, pangan, dan transportasi, beberapa rekomendasi diberikan, antara lain pengembangan standar keamanan Battery Energy Storage System (BESS), insentif finansial, serta pembangunan rantai pasokan bioenergi yang memperkuat sistem kelistrikan di IKN.
Kemudian di sektor pangan, strategi ketahanan dapat dilakukan melalui penerapan agroforestri dan reorientasi paradigma pangan sebagai bentuk hak asasi manusia (HAM) untuk ketahanan pangan. Pada sektor transportasi, aksesibilitas lalu lintas laut Balikpapan harus diperkuat sebagai pintu gerbang menuju IKN, serta perlunya perhatian, khususnya pada keamanan dan perlindungan lingkungan maritim.
Selanjutnya untuk sektor sosial-humaniora, rekomendasi yang diberikan mencakup keterlibatan masyarakat adat dalam pembangunan, penciptaan ruang publik beragam budaya, dan pengembangan ekonomi kreatif. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik