Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi

UGM Perkuat Pendidikan Vokasi

Foto : KORAN JAKARTA/MUHAIMIN A UNTUNG

Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani (kanan) berfoto bersama Wakil Pemimpin Redaksi Koran Jakarta, Adi Murtoyo (kiri).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akan menghapuskan program Diploma 3 mulai 2019. Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari penguatan dan peningkatan kualitas pendidikan vokasi di kampus tersebut.

Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani, mengatakan UGM ingin terus memperkuat dan meningkatkan keberadaan pendidikan vokasi yang selama ini digelar melalui program Diploma 3. Salah satunya dengan menutup program D3 dan menggantinya dengan program Diploma 4 mulai 2019.

Menurut Iva, selama ini terjadi fenomena yakni tidak sedikit calon mahasiswa yang masuk program D3 bukanlah calon mahasiswa yang serius ingin mendalami pendidikan vokasi. Rata-rata dari para pendaftar sebenarnya tetap ingin melanjutkan S1, dan hanya menjadikan D3 sebagai batu loncatan untuk dapat meraih ijazah S1.

"Banyak yang tidak diterima di SNMPTN dan SBMPTN kemudian masuk D3, dengan harapan setelah lulus D3 melanjutkan S1 di kampus lain," kata Iva saat melakukan kunjungan ke Kantor Redaksi Koran Jakarta, Kamis (1/2).

Padahal menurut Iva, pendidikan vokasi dan akademik adalah dua jalur pendidikan yang berbeda. "Pendidikan vokasi itu lebih mengasah pada skill, sedangkan akademik lebih pada keilmuannya," ungkapnya.

Untuk itulah, UGM tidak lagi membuka D3 mulai tahun depan dan menggantinya dengan program D4. "Harapannya, setiap calon mahasiswa yang mendaftar adalah pendaftar yang sungguh-sungguh ingin mendalami pendidikan vokasi agar tidak kacau program pendidikan vokasinya," tegas Iva.

Tidak hanya itu, keberadaan pendidikan vokasi di UGM juga akan lebih banyak dilibatkan dalam hilirisasi hasil riset para peneliti UGM melalui konsep inkubasi hasil riset yang diberi nama Teaching Industry. "Teaching Industry merupakan konsep yang nantinya akan dikembangkan UGM dalam rangka hilirisasi riset," kata iva.

Nantinya, semua penelitian yang ada di UGM tidak lagi hanya berhenti pada penelitian dosen yang disimpan di perpustakaan saja. "Namun lebih dari itu, hasil penelitian akan dikaji oleh teman-teman di vokasi agar menjadi produk karya nyata yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat," jelasnya.

Bahkan, hasil karya para pengembang di jalur vokasi dapat dibawa ke dunia industri. "Jadi, hasil risetnya bisa berujud produk, masuk industri dan bermanfaat bagi masyarakat," papar Iva.

Pada 2017 lalu, menurut Iva, setidaknya ada 10 hasil riset yang siap untuk dihilirisasi dan siap untuk diproduksi. Diantaranya, Ina shunt alat hidrosepalus, Npc strip deteksi kanker, Gama diab herbal, Gama tensi herbal, Gama fresh kayu putih, Gama optima herbal, Durante deteksi daging ayam tiren, My cookies snack sehat, EWS deteksi tanah longsor, dan Kalkugama herbal. cit/E-3

Komentar

Komentar
()

Top