YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti prosesĀ penilaian sebagai kampus sehat oleh ASEAN University Network-Health Promotion Network (AUN-HPN) pada Jumat (14/3). Penilaian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan layanan kesehatan kampus dalam mendukung konsep Health Promoting University (HPU). Dengan langkah ini, UGM diharapkan dapat memberikan jaminan layanan kesehatan bagi sivitas akademika sekaligus mempromosikan kesehatan, keselamatan, dan inklusivitas di lingkungan pendidikan.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menyampaikan bahwa UGM telah berkomitmen menjadi Health Promoting University sejak 2019, dengan menginisiasi seminar bersama berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta untuk merintis kampus sehat. UGM juga berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI dan menjadi mentor bagi 23 perguruan tinggi nasional dalam program kesehatan kampus. Untuk mendukung implementasi ini, UGM membentuk biro terintegrasi, UGM One Health, sebagai pusat koordinasi layanan kesehatan.
Kebijakan kesehatan kampus diterapkan secara menyeluruh hingga tingkat fakultas dan sekolah. UGM One Health membawahi dua kategori layanan kesehatan. Pertama, kluster layanan kesehatan, yang mencakup Rumah Sakit Akademik, Gadjah Mada Medical Center (GMC), Rumah Sakit Hewan Soeparwi, Klinik Korpagama, dan Rumah Sakit Kedokteran Gigi Prof. Soedomo. Kedua, Wellbeing Center, yang meliputi Unit Layanan Disabilitas, Mental Health Task Force, Safety Health Environment (SHE), dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).
Selain fasilitas, UGM secara aktif mengembangkan kampanye kesehatan dan kesejahteraan, termasuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Sejak 2020, UGM memperkuat kebijakan perlindungan dengan membentuk unit khusus yang menangani kasus kekerasan seksual di kampus. Isu kesehatan mental juga menjadi fokus utama, dengan berbagai inisiatif seperti layanan Mental Health Emergency Line (MHERL).
Layanan kesehatan mental ini tidak hanya bersifat represif dalam menangani kasus, tetapi juga preventif melalui screening berkala terhadap kondisi kesehatan mahasiswa. Jika ditemukan risiko kesehatan, universitas akan memberikan intervensi lebih lanjut.
Dengan upaya yang terus berkembang, UGM menargetkan konsep Health Promoting University dapat semakin kuat dan menjadi model bagi perguruan tinggi lain dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat, aman, dan inklusif.