Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

UE Gagas Poros Keamanan Baru Bersama Inggris dan Ukraina

Foto : DPA PICTURE-ALLIANCE VIA AFP/ MICHAEL KAPPELER
A   A   A   Pengaturan Font

BERLIN -Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan bahwa Ukraina butuh masa persiapan selama beberapa dekade sebelum bisa bergabung dengan Uni Eropa (UE). Menurut dia, solidaritas bagi negeri yang sedang diamuk invasi Russia itu bisa dicapai dengan lebih efektif melalui pembentukan blok baru yang melibatkan Inggris.

"Saya katakan ini dengan sejujur-jujurnya, karena kita berutang kejujuran kepada penduduk Ukraina," kata Macron usai bertemu Kanselir Jerman, Olaf Scholz, di Berlin, Senin (9/5). "Kita bisa mempercepat prosesnya, tapi mengingat standar dan kriteria keanggotaan Uni Eropa, hal ini bisa memakan waktu beberapa dekade bagi Ukraina," imbuh dia.

Ide pembentukan aliansi politik di Eropa mendapat sambutan Scholz, yang menyebutnya sebagai usulan yang sangat menarik dan betapa dirinya merasa senang bisa mendiskusikan hal tersebut bersama Macron.

Kunjungan Macron ke Berlin sudah merupakan tradisi bagi presiden Prancis yang baru terpilih. Kedekatan kedua negara dianggap sebagai pondasi keutuhan Uni Eropa, dan sebabnya menjadi negara tujuan pertama bagi setiap kepala pemerintahan baru.

Dalam kesempatan tersebut, Macron dan Scholz kembali menegaskan dukungan penuh bagi Ukraina dalam menghadapi Russia.

"Usulan Prancis membentuk komunitas politik Eropa, membuka kesempatan bagi negara di luar Uni Eropa untuk saling berkonsultasi," kata Macron.

"Organisasi Eropa baru ini akan memungkinkan negara demokratis di Eropa untuk membuka ruang bagi kerjasama politik, keamanan, energi, transportasi, investasi, infrastrktur dan imigrasi," imbuh Presiden Prancis itu.

Namun begitu keanggotaan di lembaga tersebut tidak menjamin keanggotaan di Uni Eropa. Saat ini ke-27 negara anggota Uni Eropa masih terbelah soal keanggotaan Ukraina. Ketika negara-negara Eropa timur mendukung percepatan penerimaan keanggotaan, negara lain ingin agar Ukraina lebih dulu menyesuaikan dengan standar UE.

Saat ini, Kiev hanya memiliki kerja sama asosiasi dengan Uni Eropa. Perjanjian itu mendekatkan Ukraina dengan pasar dalam negeri di Eropa, termasuk kerja sama perdagangan bebas yang memudahkan ekspor-impor.

Presiden Macron mengatakan percepatan proses penerimaan keanggotaan Ukraina hanya akan mengurangi standar demokrasi, kesetaraan dan keadilan sosial yang ditetapkan Uni Eropa. DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top