Uang Beredar Tumbuh Melambat pada Agustus
Petugas bank menunjukkan uang di Jakarta, Selasa (28/6/2022).
Foto: ANTARA FOTO/ Aprillio AkbartomJAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2022 tumbuh 9,5 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi Rp7.894,1 triliun.
Namun pertumbuhan uang beredar tersebut sedikit melambat dibandingkan kenaikan pada Juli 2022 sebesar 9,6 persen (yoy). Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 13,7 persen (yoy).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (23/9), mengungkapkan pertumbuhan uang beredar pada Agustus 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit, keuangan pemerintah, serta aktiva luar negeri bersih.
Penyaluran kredit pada Agustus 2022 tumbuh 10,3 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,4 persen (yoy). Kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker's acceptances), dan tagihan repo.
Selain itu, lanjutnya, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.
Sementara itu tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 22,4 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 11 persen (yoy). Aktiva luar negeri bersih juga mengalami kontraksi sebesar empat persen (yoy), setelah turun sebesar 4,6 persen (yoy) pada Juli 2022.
Di sisi lain, Erwin menyebutkan pertumbuhan M1 berasal dari kenaikan peredaran uang kartal pada Agustus 2022 sebesar 7,3 persen (yoy) menjadi Rp805,5 triliun, giro rupiah 24,1 persen (yoy) menjadi Rp1.473,7 triliun, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu sebesar 9,9 persen (yoy) mencapai Rp2.161,1 triliun.
Adapun pertumbuhan giro rupiah yang melesat tersebut antara lain berasal dari peningkatan dana float uang elektronik sebesar 23,1 persen (yoy) menjadi senilai Rp9,7 triliun.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 5 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan
Berita Terkini
- Kabar Gembira, Orang Dewasa yang Ompong Kini Bisa Tumbuh Gigi Lagi Menurut Peneliti Jepang
- Swag Event Edisi ke-96 Diwarnai Penampilan Memukau Helma Namira, Qays Hingga Sebelas Duabelas
- Gibran: Wanita adalah Tiang Negara yang Punya Peran Penting
- Wapres Gibran Ingin Fatayat NU Jadi Tempat Berlindung Bagi Perempuan
- Rayakan 50 Tahun, Kahyangan Restaurant Kolaborasi dengan Hida Beef Tawarkan Pengalaman Kuliner Istimewa