
Turki Serukan Uni Eropa Cabut Sanksi Suriah
Ahmed al-Sharaa
Foto: AFP/Syrian PresidencyISTANBUL - Turki pada Minggu (16/3) meminta Uni Eropa (UE) untuk tanpa syarat mencabut sanksi terhadap Suriah. Seruan itu dilontarkan Ankara menjelang konferensi bantuan internasional di Brussels, Belgia, di mana otoritas baru negara yang dilanda perang telah diundang.
Ankara yang bersekutu dengan penguasa baru Suriah yang menggulingkan presiden Bashar al-Assad dan mengambil alih kekuasaan pada Desember, memandang langkah yang diperlukan untuk transisi damai di negara itu, kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
Uni Eropa pada Senin (17/3) ini akan menjadi tuan rumah konferensi internasional kesembilan untuk mendukung Suriah. Untuk pertama kalinya, perwakilan pemerintah Suriah diundang untuk hadir. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan internasional untuk transisi dan pemulihan Suriah setelah lebih dari 13 tahun perang saudara.
Blok Eropa pada 24 Februari lalu telah mengumumkan pelonggaran sanksi terhadap sektor energi, transportasi, dan perbankan Suriah untuk meringankan beberapa tantangan yang dihadapi Ahmed al-Sharaa, presiden sementara Suriah. Tetapi Eropa dan negara-negara lain tetap waspada terhadap arah mana kelompok Islam Sharaa Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang mempelopori serangan kilat yang menggulingkan Assad pada 8 Desember, dapat mengambil Suriah.
Sementara ada harapan pihak berwenang Sharaa dapat menstabilkan negara dan mengantarkan masa depan yang inklusif, kekerasan mematikan baru-baru ini yang menargetkan minoritas Alawite yang menjadi pendukung setia rezim al-Assad terus menimbulkan keraguan.
Para menteri luar negeri Uni Eropa telah memperingatkan bahwa sanksi yang mereka lakukan dapat diterapkan kembali jika para pemimpin baru Suriah melanggar janji untuk menghormati hak-hak minoritas dan bergerak menuju demokrasi.
“Keamanan ekonomi Suriah sangat penting untuk stabilitas dan keamanan negara itu,” kata Kementerian Luar Negeri Turki, menambahkan bahwa peluang ekonomi dan pekerjaan perlu diciptakan. “Sanksi harus dicabut tanpa syarat dan untuk periode yang tidak ditentukan,” imbuh kementerian itu.
Turki, yang menampung hampir tiga juta pengungsi Suriah, juga mendesak rekonstruksi Suriah untuk mendorong pemulangan mereka. SB/AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Negara Paling Aktif dalam Penggunaan Energi Terbarukan
- 2 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 3 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 4 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
- 5 THR Untuk Ojol Harus Diapresiasi dan Diawasi
Berita Terkini
-
Setelah Rapat Tertutup d Hotel, Panja RUU TNI Lanjutkan Pembahasan di Gedung DPR Hari Ini
-
Perkuat Fundamental Keuangan, Perusahaan Farmasi Medela Potentia Melantai di Bursa
-
Sukses Transformasikan HR dengan AI, Indosat Ooredoo Hutchison Menangkan Asian Telecom Awards 2025 Kategori Human Resource (HR) Initiative o
-
Jangan Sia-siakan! Manfaatkan Libur Lebaran Beraktivitas Bersama Keluarga
-
Album ‘Mayhem’ Lady Gaga Jadi Nomor Satu Debut Terbesarnya di Streaming