Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penegakan Hukum

Tumpas Terorisme untuk Menjaga Persatuan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) hendaknya bisa menjadi momentum untuk menjaga persatuan dan perdamaian di Indonesia. Upaya tersebut salah satunya dengan cara Polri dibantu TNI menumpas terorisme yang dapat mendestruksi persatuan dan mengancam stabilitas nasional.

"Tugas berat memang disandang Polri dan TNI. Tapi saya yakin, Polri dan TNI mampu mengamankan Indonesia jelang pemilu serentak. Polri di bawah pimpinan Jenderal Tito Karnavian tentunya paham mengenai terorisme hingga ke sel terkecil, terbukti dengan rentetan penangkapan terduga teroris saat ini," kata anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, di Jakarta, Senin (21/5).

Polri dibantu TNI memiliki tugas berat menghancurkan terorisme di Indonesia hingga ke sel terkecil. Beban itu meningkat, mengingat potensi gangguan keamanan di tahun politik hingga pelaksanaan pemilu serentak di tahun 2019. Namun Sahroni yakin, Polri sebagai pengemban penjaga keamanan negara dibantu TNI akan mampu menanganinya.

Menurut Sahroni, Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) di bawah kewenangan Panglima TNI yang dibentuk pemerintah pasti siap membantu Polri dalam pemberantasan terorisme. Koopssusgab terdiri dari sejumlah satuan elite matra darat, laut, dan udara harus bersinergi kuat bersama Polri melawan teroris yang mengacaukan negara.

Sahroni mengingatkan semua pihak hendaknya tak saling menyalahkan satu sama lain saat terjadi aksi bom bunuh diri yang menjadi wujud terorisme. Persoalan terorisme tak hanya menjadi tanggung jawab Polri dan TNI, tapi semua unsur pemerintahan dan masyarakat. Semua elemen dalam negeri harus berperan serta memberantas terorisme demi kenyamanan bangsa.

Jadi Prioritas

Terkait dukungan parlemen atas pemberantasan terorisme, Sahroni memastikan sesuai dengan pernyataan Ketua DPR, Bambang Soesatyo, RUU Antiterorisme menjadi prioritas dan diharapkan rampung akhir Mei hingga awal Juni mendatang.

Lebih jauh, Sahroni mengingatkan ditetapkannya Hari Kebangkitan Nasional oleh Presiden Soekarno karena menganggap kelahiran Budi Utomo yang didirikan para pelajar di School Tot Opleiding Van Inlands Artsen (STOVIA) di tahun 1908 sebagai simbol bangsa Indonesia mulai bangkit untuk melawan penjajahan. Dengan semangat Harkitnas, pemuda zaman now harus mampu berjuang mempertahankan kemerdekaan dari upaya terorisme yang bertujuan menghancurkan negara.

"Pemuda zaman now harus bersama-sama membantu pemerintah menjaga kemerdekaan Indonesia. Bukan dengan mengangkat senjata memerangi penjajah, tapi melawan terorisme yang dapat merusak fundamental dan ideologi hingga mengganggu stabilitas nasional," pesan Sahroni.

ion/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top