Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Timur Tengah

Trump Peringatkan Iran agar Jangan Bermain Api

Foto : AFP/NICHOLAS KAMM
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Senin (1/7) memperingatkan Iran agar "jangan bermain api" terkait nuklir, dan ia akan terus mendesak Teheran agar mau kembali ke meja perundingan.

Peringatan itu dilontarkan Trump setelah Teheran mengumumkan mereka telah menimbun cadangan uranium yang diperkaya, melampaui batasan kesepakatan nuklir 2015 yang telah ditinggalkan secara sepihak oleh AS.

"Mereka (Iran) tahu apa yang meraka lakukan. Mereka pun tahu akan berurusan dengan apa dan saya kira mereka sedang bermain api," kata Trump dihadapan awak media di Gedung Putih.

Tanggapan Trump mengemuka setelah Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa cadangan uranium negaranya telah melewati batas. "Iran telah melampaui batasan (produksi cadangan uranium) 300 kilogram yang ditetapkan dalam kesepakatan," kata Menlu Javad Zarif seperti dikutip dari kantor berita ISNA.

Pernyataan Menlu Iran itu tak mengejutkan karena sejak 8 Mei lalu, Teheran telah mengatakan bahwa negaranya tak akan mematuhi lagi batasan cadangan uranium yang diperkaya maupun air berat.

Ketidakpatuhan Iran itu dilakukan dengan alasan karena AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian 2015 sejak setahun lalu dan menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi.

Gedung Putih sebelumnya mengatakan bahwa AS dan sekutunya tidak akan pernah membiarkan Iran mengembangkan senjata nuklir, dan menekankan bahwa pihaknya akan terus mengerahkan tekanan maksimum pada pemerintahan di Iran.

"Membiarkan Iran menambah pasokan uranium adalah sebuah pelanggaran perjanjian nuklir," tegas juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham. "Sebelum ada kesepakatan 2015, Iran telah melanggar syarat-syarat," imbuh jubir Gedung Putih itu.

Menanggapi pernyataan dari Gedung Putih, Menlu Javad Zarif menegaskan bahwa keputusan Iran itu bukan bentuk pelanggaran perjanjian, melainkan sikap Iran untuk menggunakan haknya dalam merespons kebijakan AS yang keluar dari kesepakatan nuklir 2015. "Kami tidak melanggar kesepakatan 2015," cuit Javad Zarif di media sosial.

Menyikapi hal ini, Menlu AS, Mike Pompeo, menuding Iran menggunakan program nuklirnya untuk memeras komunitas internasional dan mengancam keamanan wilayah.

Reaksi Internasional

Menyikapi dinamika soal program nuklir Iran, Wakil Menlu Russia, Sergei Ryabkov, mengatakan langkah yang ditempuh Iran sebagai konsekuensi alami dari peristiwa baru-baru ini dan hasil tekanan dari AS.

"Tak ada pihak yang diperkenankan mendramatisasi situasi ini," kata Ryabkov.

Sementara itu Menlu Inggris, Jeremy Hunt, menuturkan bahwa negaranya ingin terus mempertahankan kesepakatan nuklir 2015 karena tidak ingin Iran memiliki senjata nuklir. Sedangkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengatakan adalah hal yang penting untuk mempertahankan Iran tetap mematuhi komitmennya pada kesepakatan nuklir 2015.

Sebelumnya Iran berulangkali mengatakan akan membatalkan seluruh kesepakatan, kecuali pihak-pihak penandatangan kesepakatan nuklir Iran 2015 yang tersisa, yaitu Inggris, Tiongkok, Prancis, Russia, dan Jerman, membantunya menghindari sanksi ekonomi, terutama larangan untuk menjual minyaknya. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top