Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah I AS Klaim Tak Tergantung Lagi pada Pasokan Minyak dari Teluk

Trump Minta Negara Lain Lindungi Tanker Masing-Masing

Foto : AFP/Nicholas Kamm

Tiba di Gedung Putih l Presiden AS, Donald Trump, turun dari helikopter Kepresiden AS, Marine One, di halaman Gedung Putih, Washington DC, usai berakhir pekan dari Camp David pada Minggu (23/6). Di Camp David, Trump berunding dengan para penasihatnya untuk membahas penerapan sanksi terbaru terhadap Iran yang efektif berlaku Senin (24/6).

A   A   A   Pengaturan Font

AS menyerukan setiap negara menjaga tanker masing-masing dengan alasan AS hanya memiliki kepentingan stra-tegis yang terbatas di kawasan Teluk.

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meminta agar negara-negara lain untuk menjaga tanker masing-masing untuk melindungi pasokan minyak dari kawasan Teluk. Seruan itu dilontarkan setelah AS memberlakukan sanksi terbaru terhadap Iran, Senin (24/6).

"AS hanya memiliki kepentingan strategis yang terbatas di kawasan Teluk yang berbahaya itu," kata Presiden Trump. "Ancaman Iran untuk menutup jalur laut yang digunakan untuk mengangkut sebagian besar ekspor minyak dunia melalui Teluk Persia, tak membuat Washington DC khawatir," imbuh Presiden AS itu.

Seruan Trump itu tertuang dalam serangkaian cuitan di media sosial yang menyerang Iran dengan tema "Tolak Senjata Nuklir dan Tolak Dukungan Lebih Lanjut Terhadap Teror.

Dalam seruannya, Trump mengatakan bahwa AS saat ini adalah produsen energi terbesar di dunia, dengan demikian telah bisa menghilangkan ketergantungan selama beberapa dekade pada minyak dari Timur Tengah.

"Kita bahkan tidak perlu berada di sana," komentar Trump. "Militer AS seharusnya tidak lagi bertugas untuk menjaga rute laut yang sempit di sepanjang pantai Iran. "Mengapa kita melindungi jalur pelayaran untuk negara lain selama bertahun-tahun dengan kompensasi nol? Semua negara ini harus melindungi kapal mereka sendiri di sepanjang perjalanan yang selalu berbahaya," imbuh Presiden AS itu.

Sejak terjadi ketegangan antara AS-Iran, sejumlah tanker yang melintas di Teluk Persia, mengalami serangan secara misterius. AS menuding serangan itu dilakukan oleh Iran dan proksi-proksinya, sebagai tanggapan atas sanksi terhadap Teheran terkait kesepakatan nuklir Iran 2015 yang ditinggalkan AS secara sepihak.

Situasi di Timur Tengah makin panas setelah AS menambah kekuatan militer di kawasan itu. Pekan lalu, Iran merontokkan pesawat drone pengintai AS. Akibatnya, Presiden Trump sempat terpancing untuk melakukan serangan militer ke Iran, walau dibatalkan pada detik-detik terakhir.

Remehkan Sanksi

Pada bagian lain dilaporkan bahwa Teheran telah meremehkan ancaman sanksi baru dari AS yang efektif berlaku pada Senin kemarin, sebagai kelanjutan dari sanksi AS untuk mengekang program senjata nuklir Iran.

"Apakah benar-benar ada sanksi yang belum dijatuhkan AS terhadap negara kita baru-baru ini atau dalam 40 tahun terakhir?" kata juru bicara Kementerian Luar Megeri Iran, Abbas Mousavi, saat konferensi pers di Teheran, Senin.

"Kami benar-benar tidak tahu apa (sanksi baru) itu dan apa yang ingin mereka targetkan lagi, dan juga tidak menganggap mereka memiliki dampak apa pun," pungkas Abbas Mousavi. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top