Trump: Korut Sudah Denuklirisasi

Dalam sesi rapat kabinet, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa Korut sudah memulai denuklirisasi karena telah menghancurkan sejumlah lokasi uji coba nuklir. Sementara pengamat yang skeptis meragukan langkah Korut itu.

WASHINGTON DC - Korea Utara (Korut) telah memulai langkah denuklirisasi. Hal itu disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Kamis (21/6), merespons sikap pesimistis banyak pengamat terhadap pertemuan tingkat tinggi antara dirinya dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Singapura pada 12 Juni lalu.

"Mereka (Korut) telah menghancurkan lokasi uji coba nuklir terbesar mereka, tepatnya empat lokasi uji coba terbesar. Langkah itu tak bisa dianggap remeh dan akan mengarah pada denuklirisasi yang tentunya sudah dimulai," kata Presiden Trump dalam sesi rapat kabinet.

Pada pengujung Mei lalu sebelum pertemuan tingkat tinggi di Singapura, Pyongyang mengatakan telah menghancurkan sebagian besar lokasi uji coba nuklir. Dalam pertemuan tingkat tinggi, Trump dan Kim berikrar akan melaksanakan denuklirisasi sepenuhnya di Semenanjung Korea.

Sejumlah jurnalis asing diundang untuk menyaksikan penghancuran lokasi uji coba nuklir Korut di Punggye-ri di Provinsi Hamgyong Utara.

Adapun lokasi yang dihancurkan yaitu 3 pintu terowongan, barak dan senjumlah bangunan lainnya yang berada di sekitar lokasi itu.

Punggye-ri telah jadi saksi atas 6 ledakan nuklir Korut termasuk uji coba ledakan nuklir terkuat yang dilakukan Korut pada September tahun lalu. Uji coba ledakan nuklir terakhir dan terbesar Korut, diklaim Pyongyang merupakan ledakan dari bom hidrogen.

Para pengamat saat ini saling berbeda pendapat dengan penghancuran lokasi uji coba nuklir Punggye-ri. Pengamat yang skeptis menyebut penghancuran hanya dilakukan di lokasi yang sudah tak bisa dipakai lagi dan lokasi uji coba baru bisa segera dibangun dengan segera jika dibutuhkan.

Selain sepakat untuk menjalankan denuklirisasi, Trump dan Kim juga setuju untuk memulangkan kerangka jasad tentara AS yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953. Dalam rapat kabinet, Trump menyatakan bahwa kerangka jasad tentara AS telah dibawa pulang dan dalam proses pemulangan.

Reuni Keluarga

Sementara itu dari Korea Selatan (Korsel) dilaporkan bahwa delegasi Korsel dan Korut, yang dimediasi oleh organisasi Palang Merah, telah melakukan pertemuan untuk pembahasan dilanjutkannya reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea.

Saat terjadi konflik sekitar 70 tahun lalu, jutaan warga Korea terpisah. Kebanyakan dari mereka meninggal dunia tanpa mendapatkan kesempatan bertemu dengan kerabat keluarganya yang terpisah di Utara dan Selatan.

Terakhir kali reuni keluarga Korea terjadi pada 2016. Saat ini tinggal sekitar 57 ribu warga yang tercatat di Palang Merah Korsel yang telah mendaftar untuk bisa bertemu kerabatnya dari Korut. Sebagian besar dari mereka rata-rata telah berusia di atas 70 tahun.

Dalam pertemuan tingkat tinggi antar-Korea pada April lalu, Kim Jong-un dan Presiden Korsel, Moon Jae-in, di desa perbatasan Panmunjom, salah satunya menyepakati agar reuni keluarga kembali dilanjutkan.

"Mari kita sukseskan pertemuan ini dengan melihatnya dari perspektif kemanusiaan," pungkas ketua delegasi Korsel, Park Kyung-seo, saat pertemuan dua delegasi Korea di Gunung Kumgang.

AFP/I-1/AR-3