Kamis, 07 Nov 2024, 01:18 WIB

Trump Janji Wujudkan Amerika yang Kuat, Aman, dan Sejahtera

Trump Menangi Pilpres AS

Foto: Sumber: US media — per 6 Nov 2024, 1032 GMT - AFP

JAKARTA – Calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, telah mendeklarasikan kemenangannya dalam pemilu presiden Amerika Serikat (AS). Trump mengungkapkan bahwa ia merasa terhormat setelah terpilih sebagai Presiden ke-47 AS dalam pidatonya pada Rabu (6/11) pagi waktu AS, di kediamannya di Palm Beach, Florida. Menurut VoA, Trump mengalahkan Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat, untuk meraih masa jabatan baru untuk memimpin AS selama empat tahun ke depan. Dalam pertarungan yang berlangsung ketat, Trump meraup setidaknya 277 dari 538 suara elektoral dalam Selasa (5/11).

Dengan perolehan itu, Trump menggenggam suara mayoritas yang diperlukan untuk menjadi pemimpin Amerika pertama yang memenangi masa jabatan tidak berturut-turut sejak 1890-an. Harris, calon presiden dari Partai Demokrat yang masuk dalam bursa pencalonan setelah Presiden Joe Biden mundur pada Juli, berupaya menjadi perempuan pertama yang terpilih menjadi presiden Amerika. Trump mengklaim kemenangan pada Rabu (6/11) pagi sambil mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya pada acara di Florida.

“Ini adalah gerakan yang belum pernah dilihat sebelumnya, dan sejujurnya, saya yakin ini adalah gerakan politik terbesar sepanjang masa,” kata Trump. Dia berjanji untuk “memperbaiki perbatasan kita” dan “memperbaiki segala sesuatu di negara kita.” Trump juga mengatakan dia akan berupaya mewujudkan “Amerika yang kuat, aman, dan sejahtera.” Trump dan JD Vance dijadwalkan akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Januari 2025. Trump memberlakukan serangkaian tarif terhadap impor Tiongkok di tengah perang dagang dengan Tiongkok selama pemerintahan sebelumnya.

Vincent Wang, dekan fakultas seni dan sains di Universitas Adelphi, mengatakan Tiongkok tidak akan agresif seperti jika Harris menang. “Jika Trump terpilih, saya rasa Tiongkok mungkin tidak akan berani, karena dia tidak membaca draf, dia sudah mengatakan kata-kata kasar. Jika dia bangun hari ini, dia mungkin akan mengatakan akan menaikkan tarif sebesar 200 persen. Jika dia bangun besok, dia mungkin ingin mengebom Beijing. Jadi saya rasa apa yang disebut sikap pertahanan ala Trump ini, sebaliknya, akan membuat mereka sedikit lebih terkendali,” kata Wang pada hari Selasa.

Isu Konservatisme

 Sementara itu, pakar hubungan internasional Universitas Brawijaya (UB), Malang, Adhi Cahya Fahadayna, mengatakan Trump berhasil terpilih karena menggunakan sejumlah isu populis dalam kampanyenya. “Dengan fokus pada isu-isu grassroot dan pekerja, Presiden terpilih Donald Trump berhasil menguasai banyak sekali negara bagian yang ada di wilayah industrial yang terdampak dari kemunduran ekonomi AS dan adanya deindustrialisasi. Dengan gagasan “Make America Great Again” masih koheren dengan kondisi tersebut dan mampu menguasai wilayah-wilayah Rust Belt yang identik dengan daerahdaerah industri.

 “Selain itu, faktor konservatisme yang ada pada masyarakat AS juga menjadi pengaruh sangat signifikan,” kata Adhi. Dengan melihat kedekatan terhadap gagasan yang diangkat oleh Presiden Trump yang dengan fokus pemerintah RI sekarang, sangat memungkinkan bahwa kepentingan strategis akan terbangun. Kedekatan pemerintah sekarang dengan Presiden terpilih Donald Trump bahkan sudah terjadi sejak 2015 lalu. “Baik Trump maupun Prabowo sama-sama berpihak pada kalangan grass-root dan kelas pekerja atau petani.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: