Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea l Jepang Harapkan Korut Ambil Langkah Perdamaian

Trump Akan Undang Kim ke AS

Foto : AFP/RO SLAN RAHMAN

Peniru Trump-Kim l Peniru dari pemimpin Korut, Kim Jong-un, asal Hong Kong yang bernama asli Howard X, berjabat tangan dengan peniru Presiden AS, Donald Trump, yang bernama asli Dennis Alan, di Taman Merlion di Singapura pada Jumat (8/6). Kehadiran para peniru di Singapura ini terkait rencana akan digelarnya KTT AS-Korut yang akan mempertemukan Trump dan Kim pada Selasa (12/6) pekan depan.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Donald Trump secara tak terduga menyatakan siap mengundang pemimpin Korut, kim Jong-un, untuk berkunjung ke Gedung Putih. Namun undangan itu memiliki syarat jika KTT AS-Korut berjalan dengan sukses.

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Kamis (7/6) menyatakan bahwa dirinya telah siap untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korea Utara (Korut) yang tinggal menyisakan waktu beberapa hari lagi.

Dalam pernyataannya, Trump bahkan sesumbar siap melakukan normalisasi hubungan bilateral dengan Korut, meneken kesepakatan damai, bahkan mengundang diktator Korut untuk melakukan kunjungan ke Gedung Putih jika KTT di Singapura berjalan dengan sukses.

Hal itu disampaikan Trump setelah menerima kedatangan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, di Washington DC, ditengah kekhawatiran bahwa Trump tak memiliki jam tebang banyak dalam diplomasi atau mengeluarkan kebijakan luar negeri pada KTT AS-Korut nanti.

"Saya sudah benar-benar siap. Saya pikir tak perlu persiapan lagi. Persiapan itu merupakan sebuah sikap dan keinginan untuk menyelesaikan segala sesuatu," kata Trump.

KTT AS-Korut digelar di Singapura pada Selasa (12/6) pekan depan. Ini merupakan pertemuan pertama antara pemimpin berkuasa dua negara dan pertemuan itu akan fokus membahas denuklirisasi di Korut.

Saat dicecar awak media soal upaya normalisasi hubungan bilateral AS-Korut, Trump menyatakan bahwa langkah itu adalah yang diharapkannya dan bisa terwujud jika segala sesuatunya rampung. PM Abe yang mendapat pertanyaan yang sama menyatakan bahwa Jepang siap memulihkan hubungan dengan Korut, namun dengan syarat semua tuntutan mereka dipenuhi.

"Kebijakan Jepang tak pernah berubah yaitu mengejar perdamaian yang sesungguhnya di Asia Timur. Jika Korut mau mengambil langkah yang sama, maka kita akan meraih masa depan yang cerah," kata PM Abe.

Siap Mengawal

Terkait penyelenggaraan KTT AS-Korut di Singapura pada pekan depan, pemerintah Tiongkok pada Kamis (7/6) menyatakan telah mempersiapkan jet tempurnya untuk mengawal pesawat yang akan membawa Kim Jong-un ke Singapura.

Menurut pejabat militer Korea Selatan (Korsel) menyebut inisiatif Beijing itu sebagai sinyal bagi AS dan Korsel bahwa Beijing mendukung pemimpin Korut selain upaya meningkatkan pengaruhnya pada Pyongyang jelang pelaksanaan KTT di Singapura.

"Mengawal (seorang kepala negara) dengan jet tempur merupakan bagian dari protokol yang bisa diberikan oleh Angkatan Udara," kata narasumber di AU Korsel kepada South China Morning Post. "Jika Tiongkok benar-benar menyediakan pengawalan itu, maka jelas itu sebuah pertanda bagi aliansi AS-Korsel bahwa Beijing secara nyata mendukung rezim Kim Jong-un.

Analis menyatakan bahwa keinginan Beijing untuk memberikan pengawalan jet tempur pada seorang pemimpin negara asing ke negara lain adalah hal yang tak lazim.

Kim diketahui amat paranoid atas keamanan dirinya terutama terkait kunjungannya ke Singapura. Pyongyang bahkan menyatakan saat kunjungan Kim ke Singapura akan dilakukan pengamanan ekstra ketat. Kim diperkirakan akan terbang dengan pesawat pribadinya yang bisa terbang nonstop dari Pyongyang ke Singapura.

"Jumlah pengawal dan rute perjalanan Kim ke Singapura akan jadi masalah keamanan terbesar," kata Lee Yun-keol, mantan anggota pasukan Komando Pengawal Pemimpin Korut yang membelot ke Korsel pada 2005. "Kim kemungkinan akan terbang diatas wilayah udara Tiongkok saat penerbangan ke Singapura sehingga otomatis ia akan mendapatkan pengawalan keamanan dari Tiongkok," pungkas dia.

AFP/SCMP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top