Trump Akan Bentuk Badan untuk Kumpulkan Pendapatan dari Sumber Asing
Presiden terpilih AS Donald Trump berbicara selama pertemuan dengan anggota DPR dari Partai Republik di hotel Hyatt Regency di Washington, DC, AS pada 13 November 2024.
Foto: IstimewaWASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump pada hari Selasa (14/1), mengatakan akan membentuk badan pemerintah baru yang disebut External Revenue Service. Badan ini bertugas untuk memungut tarif, bea, dan semua pendapatan dari sumber-sumber asing saat ia menyiapkan tarif impor baru menjelang pelantikannya minggu depan.
Dikutip dari The Straits Times, Trump mengatakan dalam sebuah unggahan media sosial bahwa ia akan membentuk departemen tersebut pada tanggal 20 Januari, hari ketika ia menjabat sebagai presiden untuk masa jabatan kedua, seraya menambahkan warga Amerika telah dikenai pajak terlalu lama oleh Internal Revenue Service (IRS).
"Melalui perjanjian perdagangan yang lunak dan sangat lemah, ekonomi Amerika telah menghasilkan pertumbuhan dan kemakmuran bagi dunia, sambil membebani diri kita sendiri. Sudah saatnya hal itu diubah," kata Presiden terpilih dari Partai Republik itu di Truth Social.
“Kami akan mulai mengenakan biaya kepada mereka yang menghasilkan uang dari kami melalui perdagangan, dan AKHIRNYA, mereka akan mulai membayar bagian yang adil.”
Trump tidak merinci apakah badan baru itu akan menggantikan pemungutan tarif, bea, biaya, dan denda oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, atau pemungutan pajak atas pendapatan perusahaan dan individu asing oleh IRS.
Tidak jelas pula apakah langkah itu akan menciptakan birokrasi pemerintah tambahan, yang tampaknya bertentangan dengan rencana Departemen Efisiensi Pemerintah informal Trump, sebuah upaya yang dipimpin oleh miliarder Elon Musk dan mantan eksekutif bioteknologi Vivek Ramaswamy yang bertujuan menemukan penghematan anggaran triliunan dollar AS dengan merampingkan operasi pemerintah.
Selama kampanye kepresidenannya, Trump kerap kali merenungkan tentang penggantian pajak penghasilan AS dengan pendapatan tarif, tetapi angka-angka tersebut tidak sesuai, menurut para ekonom dan peramal swasta.
Tax Foundation yang condong konservatif memperkirakan tarif universal sebesar 20 persen pada semua impor ke AS akan menghasilkan 4,5 triliun dollar AS dalam 10 tahun sebelum efek ekonomi negatif yang akan memangkas pengumpulan bersih menjadi 3,3 triliun dollar AS dalam satu dekade.
Ini sebanding dengan pengumpulan pajak kotor IRS sebesar 4,69 triliun dollar AS pada tahun fiskal 2023 saja.
Senator Ron Wyden, petinggi Demokrat di Komite Keuangan Senat, mengecam usulan Trump.
"Tak ada perubahan citra yang konyol yang dapat menyembunyikan fakta Trump berencana untuk menaikkan pajak triliunan dollar AS terhadap keluarga-keluarga Amerika dan usaha-usaha kecil untuk membiayai putaran lain pemberian pajak kepada orang-orang kaya," kata Wyden.
Trump telah mengusulkan tarif sebesar 10 persen pada impor global, bea hukuman sebesar 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko hingga mereka menghentikan obat-obatan terlarang dan migran yang melintasi perbatasan ke AS, dan tarif sebesar 60 persen pada barang-barang Tiongkok.
Para pakar perdagangan mengatakan bea masuk tersebut akan mengganggu arus perdagangan, meningkatkan biaya, dan memicu pembalasan terhadap ekspor AS.
Berita Trending
- 1 Inter Milan Berpeluang Dekati Puncak Klasemen
- 2 City Incar Kemenangan Keempat Beruntun
- 3 Khofifah Berharap Program Makan Bergizi Gratis Dapat Tingkatkan IQ Anak Indonesia
- 4 Kejati Jateng Usut Dugaan Korupsi Plaza Klaten, Kerugian Negara Capai Rp 10,2 Miliar
- 5 Libur Sekolah Selama Ramadan Jangan Sampai Kontraproduktif