Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanfaatan EBT

Triwulan I-2018, Kapasitas Terpasang PLTP 94 Persen

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi (PLTP) hingga triwulan I-2018 mencapai 1.924,5 megawatt (MW) atau sekitar 93,49 persen dari target hingga akhir tahun sebesar 2.058,5 MW. Capaian tersebut menempatkan RI pada posisi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) terkait pemanfaatan memanfaatkan panas bumi sebagai tenaga listrik, menggeser Filipina.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana menyebutkan saat ini RI memiliki cadangan panas bumi sebesar 17.506 MW dan sumber daya sebesar 11.073 MW. Dengan pemanfaatan yang masih sekitar 11,03 persen dari cadangan yang ada ini menjadi peluang besar bagi para investor untuk mengembangkan panas bumi sekaligus memenuhi kebutuhan energi nasional.

"Hingga triwulan I 2018 atau hingga akhir Maret 2018 sebesar 1.924,5 MW. Dengan capaian ini, kita patut bangga karena dengan capaian sebesar itu kita melebihi Filipina yang sebesar 1.870 MW. Artinya itu, kita telah menjadi produsen panas bumi nomor 2 di dunia," ungkap Rida di Jakarta akhir pekan lalu.

Rida menyampaikan penambahan kapasitas terpasang PLTP pada 2018 berasal dari pengoperasian fasilitas Karaha Unit 1 berkapasitas 30 MW dan Sarulla Unit 3 berkapasitas 110 MW yang Commercial Operation Date (COD) pada 2 April lalu.

Sementara itu, pada semester II mendatang, sejumlah fasilitas lain akan menyusul, meliputi PLTP Sorik Marapi Modullar Unit 1 berkapasitas 20 MW, PLTP Sorik Marapi Modullar Unit 2 (30 MW) yang akan COD pada Desember mendatang, PLTP Lumut Balai Unit 1 berkapasitas 55 MW dengan COD pada Desember 2018, dan PLTP Sokoria Unit 1 berkapasitas 5 MW dan juga akan COD pada Desember 2018.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top