Tren Deflasi Ancam Kelangsungan Industri Dalam Negeri
IMPOR KEDELAI | Pekerja menuang kedelai pada proses pembuatan tahu di salah satu pabrik di Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (4/10). Berdaarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang dirilis 9 September 2024, sepanjang Januari - Juli 2024 Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 1,67 Juta ton dan sampai akhir tahun diprediksi mencapai 2,4 juta ton dengan taksasi kebutuhan setahun mencapai 2,67 juta ton.
Tren deflasi ini telah berlangsung sejak Mei 2024, dengan rincian deflasi 0,03 persen pada Mei, 0,08 persen pada Juni, 0,18 persen pada Juli, dan 0,03 persen pada Agustus. Adapun, inflasi tahunan tercatat sebesar 1,84 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,74 persen (year-to-date/ytd).
Efek Domino
Tren deflasi yang dialami RI itu menunjukkan ekonomi RI sedang lesu. Jika hal ini terus dibiarkan akan terjadi kepercayaan masyarakat turun dan efek spiral ke mana-mana.
Deflasi akan memicu iklim bisnis lesu. Para pelaku industri akan menunda produksi demi menekan kerugian.
"Dampak negatifnya tak bisa disepelekan seperti kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran sehingga banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Akibatnya, tingkat pengangguran meningkat," ujar Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya