Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tren Baru, Anak Muda Gen Z Lagi Gandrung Kamera Digital Lawas

Foto : Digital Camera World/unsplash/Iswanto Arif

Seorang remaja menggunakan kamera digital point and shoot.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam konteks ini, memakai kamera digital lawas langsung meningkatkan makna dari pengalaman mengambil foto. Makna itu tentang menjalani suatu pilihan. Apalagi pada zaman sekarang, kebanyakan orang bahkan tak punya kamera tersendiri - mereka hanya punya smartphone.

Kamera digital juga membantu seseorang menjadi lebih fokus (present) dengan situasi mereka: kita jadi perlu terus ingat untuk membawa-bawa kamera tersebut kemana-mana, dan sebaliknya tak akan mengeluarkan notifikasi atau menunjukkan aplikasi lain selama kita memotret.

Ini pun berlaku bagi kamera lainnya yang bukan smartphone. Tapi, kamera lawas, khususnya, punya sejumlah karakter yang membantu penggunanya membangun makna.

Pertama, kualitas gambarnya lebih buruk. Di media sosial, foto hasil kamera lawas yang diunggah bukanlah tentang kejernihan dan kualitas, melainkan lebih tentang berbagi pengalaman dan menceritakan kisah tertentu. Teoretikus media sosial Nathan Jurgenson menulis dalam bukunya The Social Photo (2019), "Sebagai medium, fotografi sosial menjadi cara penting untuk mengalami sesuatu yang tak bisa diwakili sebagai gambar, melainkan sebagai proses sosial: suatu apresiasi atas kefanaan itu sendiri."

Saat orang-orang memilih foto mana yang dibagikan dan bagaimana mengeditnya, mereka mengekspresikan nilai-nilai mereka dan mengembangkan jati diri (sense of self) mereka. Filter foto smartphone bisa jadi cara untuk mengekspresikan sebagian hal ini, tapi kamera digital lawas menghasilkan berbagai macam efek visual tanpa fitur-fitur terotomasi yang memang dirancang membuat gambar menjadi lebih profesional.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top