Transportasi Massal Masa Depan Harus Ramah Lingkungan
UJI COBA KRL I Presiden Jokowi berbincang dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berada di dalam gerbong KRL Yogyakarta- Solo usai diresmikannya di Stasiun Tugu Yogyakarta, Senin (1/3).
Foto: SETKABYOGYAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar moda transportasi massal di masa depan adalah angkutan yang ramah lingkungan karena sangat efisien dan mampu mengurangi polusi udara. Selain itu, juga mampu meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan bertransportasi serta memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar.
"Saya kira moda transportasi di negara kita ke depan harus semuanya mengarah kepada angkutan yang ramah lingkungan," kata Presiden saat pengoperasian Kereta Rel Listrik (KRL) rute Yogyakarta-Solo di Yogyakarta, Senin (1/3).
Seperti diberitakan di laman Sekretarias Negara, turut hadir dalam peresmian itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Menurut Presiden, peralihan dari Kereta Rel Diesel berbahan bakar solar ke KRL membuat waktu tempuh lebih cepat dan biaya lebih hemat serta ramah lingkungan.
Kepala Negara berharap kehadiran moda transportasi massal itu semakin meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga memacu sektor pariwisata dan perekonomian daerah.
"Kita harapkan ini bisa membantu baik mobilisasi orang maupun barang dari Yogyakarta ke Solo, Solo ke Yogya, dan juga meningkatkan pariwisata dan ekonomi kita," kata Jokowi.
Kepala Negara beserta rombongan terbatas sempat meninjau dan menjajal KRL Lintas Yogyakarta-Solo dengan pengaturan dan pelaksanaan protokol kesehatan selama perjalanan berlangsung.
KRL Lintas Yogyakarta-Solo tersebut membutuhkan waktu tempuh sekitar 68 menit atau lebih hemat dibanding Kereta Diesel Prambanan Ekspres (Prameks) yang digantikannya dengan waktu tempuh 75 menit.
KRL Yogyakarta-Solo sudah mulai dioperasikan sejak 10 Februari 2021 dengan 20 perjalanan setiap harinya. KRL melayani naik dan turun penumpang di 11 stasiun, yaitu Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan.
Kapasitas Penumpang
Kapasitas penumpang pun bertambah karena KRL memiliki empat kereta sehingga dapat melayani 1.600 orang dalam satu kali perjalanan, namun pada masa pandemi ini KAI Commuter mengatur kapasitas pengguna maksimal 74 orang per kereta.
Tiketnya menggunakan Kartu Multitrip dari KAI Commuter maupun kartu uang elektronik. Tarif satu kali perjalanan KRL adalah 8.000 rupiah (tarif flat) atau sama dengan tarif KA Prameks relasi Yogyakarta-Solo.
Kereta Prameks sendiri operasinya dialihkan ke rute Kutoarjo-Yogyakarta PP dengan jumlah delapan perjalanan per hari.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dalam kesempatan itu mengatakan akan mengembangkan layanan KRL di berbagai daerah di Tanah Air.
"KRL Jogja-Solo merupakan KRL pertama yang beroperasi di luar Jabodetabek. Ke depannya, KRL seperti ini akan dikembangkan di kota-kota lainnya," kata Budi.
Ke depan, jalur KRL diteruskan sampai ke Kutoarjo untuk arah barat dan ke arah timur sampai Madiun. n ers/E-9
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 4 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
- 5 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal