Transportasi Jadi Perdebatan Alot
Nur pun menanggapi jawaban Rahmat, bahwa seorang kepala daerah atau pemimpin harusnya bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya untuk masyarakat. "Ilmu kepemimpinan yang saya miliki, harusnya komandan (pimpinan) bertanggung jawab, bukan menyerahkan ke orang lain," kata Nur.
Pernyataan Nur langsung ditanggapi sinis oleh Calon Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang menganggap gagasan untuk melibatkan unsur penegak hukum dalam pengadaan bus Transpatriot sebagai bentuk pelanggaran aturan main debat, karena bersifat tendensius yang mengarah kepada pribadinya. "Ini sudah bersifat menyinggung pribadi, tolong MC (master of seremonial) distop saja," kata Rahmat.
Ricuh
Pernyataan Rahmat mengundang reaksi dari puluhan pendukungnya yang menyaksikan langsung debat itu. Sejumlah pengurus Partai Golkar Kota Bekasi memvisualisasikan amarahnya kepada pasangan calon nomor urut 2 dengan memprotes panitia penyelenggara
Dalam kericuhan tersebut, sejumlah Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bekasi merangsek masuk ke ruang debat untuk mengeluarkan secara paksa seorang pengurus Partai Golkar yang dianggap sebagai provokator.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : M Husen Hamidy
Komentar
()Muat lainnya