Transisi ke EBT Salah Satu Syarat Indonesia Keluar dari "Middle Income Trap"
"Kalau kita produksi barang harganya 100 euro, kita ekspor ke Eropa. Sama dengan Vietnam, mereka juga produksi harganya sama, 100 euro per ton. Masuk ke border Uni Eropa, ditanya mana catatan karbonnya," kata Dadan.
Kalau Indonesia masih menggunakan energi listrik PLN dari proses produksi barang yang diekspor, sementara Vietnam menghasilkan produk ekspor dari energi yang lebih ramah lingkungan, maka Indonesia bisa dikenakan pajak yang lebih tinggi.
"Ini mungkin ya, kalau begitu barang Indonesia dikasih pajak 10 euro, dan Vietnam 1 euro. Barang kita jadi 110 euro, Vietnam jadi 101 euro. Barang kita kurang daya saingnya di situ. Ini sesuatu kenapa kita harus dorong transisi energi," tutur Dadan.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, (IESR), Fabby Tumiwa, sepakat bahwa untuk keluar dari middle income trap, syaratnya adalah pembangunan Indonesia harus rendah karbon sehingga intensitas emisi per rupiah yang dihasilkan oleh aktivitas ekonomi lebih rendah.
"Untuk mencapai pembangunan rendah emisi karbon, salah satunya adalah menurunkan penggunaan energi fosil di pembangkitan listrik, industri, dan transportasi, yang digantikan dengan sumber energi terbarukan," papar Fabby.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya