Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Perekonomian | Pertumbuhan Kembali ke Tren Positif pada 2021

Transformasi Struktural Belum Maksimal

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pascapandemi Covid-19, pemulihan ekonomi nasional terbantu oleh tingginya harga komoditas unggulan, terutama batu bara, nikel, dan kelapa sawit, tetapi ujian sesungguhnya akan terlihat pada pertengahan 2023.

JAKARTA - Pemerintah perlu menggenjot lagi kinerja perekonomian nasional, mengingat pertumbuhan ekonomi dinilai stagnan selama 10 tahun terakhir. Angka tersebut masih jauh dari target 7 persen yang pernah dicanangkan di awal kepemimpinan pemerintahan ini.

"Target pertumbuhan ekonomi pada 2024 yang dicanangkan oleh pemerintah sebesar 5,2 persen, menjadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami stagnasi dalam sepuluh tahun terakhir, atau semenjak pemerintahan ini berkuasa tahun 2014," ungkap anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, Senin (21/8), merespons pidato pengantar RAPBN dan Nota Keuangan 2024 oleh Presiden dalam Rapat Paripurna DPR RI pada 16 Agustus lalu.

Anis Byarwati mengingatkan angka pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun terakhir masih jauh dari target 7 persen, seperti yang disampaikan pada awal masa kepemimpinan Presiden. Selain itu dalam RPJMN 2020-2024 tertuang pula target pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 6,0-6,2 persen pada akhir 2024.

"Tahun 2024 akan menjadi APBN terakhir yang akan dijalankan oleh pemerintahan saat ini, sebelum nantinya terjadi peralihan kepemimpinan nasional pada Oktober 2024. Dalam sepuluh tahun terakhir rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi yang mampu dicapai oleh pemerintah hanya mencapai 4,23 persen," lanjutnya.

Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Negara (BAKN) DPR itu menjelaskan pasca-Covid-19 pemulihan ekonomi Indonesia banyak terbantu oleh tingginya harga komoditas unggulan, seperti batu bara, nikel, kelapa sawit, dan komoditas lainnya. "Ujian sesungguhnya akan terlihat ketika harga komoditas tersebut mulai turun pada pertengahan 2023," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top