Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bisnis UKM

Transformasi Digital Menjadi Keharusan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Digitalisasi usaha kecil dan menengah (UKM) sudah menjadi sebuah keharusan. Transformasi digital di kelas pelaku usaha kecil diperlukan karena dapat meningkatkan daya saing serta memperoleh kepercayaan pasar yang begitu luas.

Perkembangan teknologi informasi (TI) telah merambah ke seluruh sektor industri. Para pelaku UKM dituntut untuk beradaptasi terhadap perkembangan yang terjadi. Beberapa pelaku UKM sukses melakukan transformasi digital sehingga mampu mengembangkan skala usaha mereka. Adapun, beberapa pelaku usaha yang lain gagap teknologi sehingga bisnis mereka mulai terancam.

Bayu Ramadhan, VP Brand & Marketing Moka, startup penyedia aplikasi Point of Sale (POS) dalam acara peluncuran program A Cup of Moka (ACOM), sebuah lokakarya tatap muka berisi edukasi bisnis untuk komunitas dan UKM di berbagai kota di Indonesia, menjelaskan pemanfaatan teknologi terbaru dapat membantu efisiensi dan efektivitas bisnis UKM, dan sayangnya baru sekitar kurang dari 20 persen total UKM yang sudah melek teknologi saat ini.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengedukasi pelaku usaha kecil melek teknologi adalah dengan memberi pelatihan UKM di sektor digital. Terlebih ini sejalan dengan visi Pemerintah dalam Revolusi Industri 4.0 untuk memajukan UKM Indonesia agar bisa bersaing dan mampu berinovasi dengan teknologi.

"Kami di Moka sangat mengharapkan agar para pelaku UKM dapat berkembang dan semakin maju melalui ACOM. Berdasarkan riset yang ditemukan tim data di Moka, diketahui bahwa salah satu yang pelaku UKM harapkan dari startup di Indonesia adalah media untuk belajar mengenai bisnis yang dijalani," katanya di Jakarta, belum lama ini.

ACOM sendiri memiliki program edukatif bertujuan untuk memberikan dua manfaat utama bagi pelaku UKM. Pertama, melalui konten edukatif berisi materi data-driven yang terbagi menjadi dua topik utama, yaitu business practice dan business inspiration di mana ACOM memadukan antara ilmu praktikal dan inspirasi bisnis dalam mengembangkan usaha.

Yang tak kalah penting, ACOM juga dapat menjadi medium bagi komunitas dan UKM yang ingin berkolaborasi langsung dengan program-program yang diadakan. Misalnya, untuk mempromosikan komunitas, networking, atau berpartisipasi dalam acara-acara komunitas UKM yang memiliki peserta sendiri.

Kemudian Moka juga berupaya membangun Learning Hub yang ditujukan sebagai pusat berbagi ilmu dan inspirasi seputar bisnis melalui dua medium, baik offline maupun online. "Bangkitnya startup teknologi di Indonesia tidak terlepas dari kontribusi dan kepercayaan para pelaku UKM. Untuk itu, saat inilah kita bisa hadir membantu mereka dalam mengembangkan bisnisnya menjadi semakin cerdas dan berkualitas," katanya.

Sebelum peluncuran program ini, ACOM telah menjalankan piloting program di 5 kota yaitu Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, serta Bandung dan berhasil memberikan manfaat kepada lebih 200 pelaku UKM serta menggandeng puluhan mitra dari industri yang berbeda.

Moka menargetkan sepanjang 2019 akan mengadakan gelaran ACOM paling sedikit 37 kali, dan memfasilitasi lebih 2.000 pelaku UKM, serta mencakup kota-kota di luar Pulau Jawa. Kedepannya, ACOM juga terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti pemerintahan, penyelenggara swasta, akademis, LSM, dan lainnya. ima/R-1

UKM Go Internasional

Tentu melalui 'kualitas', UKM lokal dapat dipercaya, bahkan menjadi bagian produk yang dicintai konsumen sek aligus mampu bersaing di level internasional.

Melek dengan kemajuan dan konsep bisnis di era digital, kualitas produk layanan dan inovasi adalah modal utama UKM untuk sukses, bahkan dapat Go Internasional, sebut saja Dua Coffee.

UKM kedai kopi yang berbasis di kawasan Cipete ini kini bersiap membuka cabang kedua di Washington DC, AS pada Februari 2019. "Buka cabang di Washington menjadi kesempatan bagi kami untuk bicara dan memperkenalkan kopi Indonesia. Ini juga jadi statement bagi industri kopi bahwa kita juga bisa bersaing di luar," ujar Omar Karim Prawiranegara, co-owner dari Dua Coffee.

Langkah Go Internasional ini ia dapat ketika kedai kopi kecil miliknya diajak Kemenpar untuk mendukung pariwisata Indonesia di ajang New York Travel Fair, untuk segmen kopi. Tak diduga, cerita Omar, pengunjung begitu antusias dengan sajian biji kopi yang dibawa Dua Coffee.

Di ajang itu pula, Omar melihat di Washington DC belum ada kedai kopi asli Indonesia. "Akhirnya kami putuskan untuk buka di sana," kata.

60 persen kopi yang dihadirkan kedai kopi lokal di Washington DC adalah kopi lokal, dan sisanya biji kopi luar seperti Columbia dan Ethiopia. "Usaha lain dari Dua Coffee dalam mengenalkan Indonesia adalah dengan memakai cup bermotif batik Megamendung, Cirebon. Menurut Omar, konsumen di AS suka dengan cerita-cerita di balik satu produk. "Cup bermotif Megamendung adalah bagian dari upaya menarik konsumen ke kedai kopi Dua Coffee yang berjarak hanya dua blok dari Gedung Putih," tandas Omar. ima/R-1

Milenial Lirik Dunia Usaha

Sementara itu, tren milenial merambah dunia usaha juga sedang bergeliat belakangan. Anak-anak muda Indonesia yang terjun ke dunia bisnis mulai memperlihatkan tajinya, melalui usaha kecil yang dibangunnya.

Menurut Co-Founder dan CEO Modalku, Reynold Wijaya, mencatat sekitar 60.000 akun yang terdaftar, di mana 40 persennya masuk rentang usia milenial. "Generasi milenial adalah segmen terbesar pemberi pinjaman Modalku karena produk yang ditawarkan intuitif bagi mereka. Lalu Produknya mudah digunakan, bahkan dapat digunakan dengan smartphone," terang Reynold di Jakarta belum lama ini.

Hadirnya role model baru dari dunia bisnis menjadi salah satu roda penggerak anak muda Indonesia untuk terjun menjadi entrepreneur. Tak hanya menggarap pasar domestik, mereka bahkan sudah merambah ke luar negeri.

Itu sebabnya strategi untuk memfasilitasi permodalan UKM milenial di tahun ini ialah bekerjasama dengan berbagai e-commerce. Pada 2018, Modalku telah meluncurkan Saldo Prioritas bersama Tokopedia sebagai layanan untuk melancarkan arus kas penjual online. "Pada 2019, pinjaman usaha bagi e-commerce akan diperluas dan terus diperbarui," paparnya.

Menurut catatan Kemenkop dan UKM, jumlah pengusaha di Indonesia meningkat dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,67 persen menjadi 3,10 persen dari total jumlah pendudukan Indonesia yang saat ini sebanyak 225 juta jiwa.

Kendati demikian menurut data dari Delloite Access Economics, menunjukkan lebih sepertiga UMKM di Indonesia atau 36 persen masih bersifat offline dan 37 persen lainya hanya memiliki kemampuan online yang sangat mendasar.

Hanya sebagian kecil atau 18 persen yang memiliki kemampuan online menengah yaitu menggunakan web atau media sosial. Sedangkan kurang dari sepersepuluh atau 9 persen adalah bisnis online lanjutan dengan kemampuan e-commerce. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top