Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 20 Jan 2022, 00:00 WIB

Transformasi di PLN untuk Memetakan Subsidi Listrik

ERICK THOHIR Menteri BUMN - Kami melakukan mapping ini supaya ke depan bisa menggambarkan secara riil, mana masyarakat yang perlu disubsidi.

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Kementerian BUMN melakukan transformasi di tubuh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui pembentukan holding dan subholding dengan salah satu tujuannya memetakan subsidi listrik di Indonesia.

"Kami melakukan mapping ini supaya ke depan bisa menggambarkan secara riil, mana masyarakat yang perlu disubsidi, mana yang tidak perlu disubsidi," kata Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/1).

Dia mengatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan Indonesia mengalami defisit anggaran yang sangat besar. Pemerintah harus mendapatkan pendanaan yang lebih baik, tidak hanya dari sektor pajak, subsidi listrik harus efisien dan tepat sasaran.

Menurutnya, KPK dan DPR selalu menekankan agar subsidi listrik tersebut bisa sampai langsung ke masyarakat tanpa melibatkan BUMN. "Kami mendukung subsidi langsung tanpa melibatkan BUMN, tentu harus benar-benar dipastikan masyarakat kaya dan mampu tidak perlu disubsidi, serta yang memang perlu ya disubsidi," ujar Erick Thohir.

Sistem Digital

Lebih lanjut, dia menyampaikan sistem digital yang sekarang diterapkan oleh PLN akan membuka area abu-abu yang selama ini dimanfaatkan oleh sejumlah golongan untuk mengambil keuntungan secara sepihak.

Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang menggodok skema pemberian langsung subsidi listrik agar penyalurannya lebih tepat sasaran.

Pemerintah merencanakan agar masyarakat yang dapat subsidi langsung diberi uang tunai, kupon, atau voucer dan itu tidak bisa digunakan selain untuk membayar listrik.

Sepanjang 2021, realisasi subsidi listrik yang digelontorkan pemerintah mencapai 47,8 triliun rupiah, sedikit menurun dari target awal 53,6 triliun rupiah. Adapun pada 2022, pemerintah menargetkan realisasi subsidi listrik mencapai 56,5 triliun rupiah.

Saat ini, tarif keekonomian listrik adalah sekitar 1.400-1.500 rupiah per kWh. Namun, subsidi dari pemerintah yang disalurkan melalui PLN membuat masyarakat yang menerima subsidi hanya perlu membayar sekitar 400-600 rupiah per kWh, tergantung jenis daya yang digunakan.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.