Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Nyongkolan-Lombok

Tradisi Menikah sambil Diarak Keliling Kampung

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sang pengantin perempuan biasanya berjalan di bagian depan, diiringi gadis-gadis berpakaian adat (semacam bridemaids). Bisa dibayangkan betapa susahnya berjalan jauh dengan memakai baju pengantin lengkap dengan dandanan 'berat' di wajah dan kepala.

Dulunya, rombongan Nyongkolan benar-benar berangkat dari rumah mempelai pria ke mempelai wanita karena kebanyakan yang mereka nikahi adalah penduduk desa sebelah. Namun sekarang, prosesi tersebut disesuaikan, tidak lagi secara harfiah dari rumah laki ke rumah perempuan. Rombongan pun jadinya berangkat untuk prosesi Nyongkolan dengan jarak 500 meter hingga 1 kilometer dari rumah si mempelai wanita.

Rombongan mempelai pria akan berada di belakang rombongan mempelai wanita. Sama seperti mempelai wanita, si mempelai pria juga ditemani beberapa pemuda yang mengenakan baju adat (semacam bestman) dan berjoget mengikuti irama gendang rebana yang dimainkan para pemusik di barisan paling belakang.

Jika pengantin berasal dari keluarga pejabat, rombongan Nyongkolan akan diiringi Gendang Beleq, kelompok pemusik gendang besar Suku Sasak di Lombok. Jika dananya terbatas, biasanya mereka hanya mampu membayar pemusik kecil namun tetap bisa memeriahkan acara. Mereka memang mengakui bahwa menyewa Gendang Beleq butuh biaya yang besar.

Dalam arak-arakan Nyongkolan, biasanya keluarga mempelai pria membawa beberapa bahan untuk seserahan seperti hasil kebun, sayuran dan buah-buahan. Ada lagi barang-barang antaran yang khusus dan ada aturan urutannya untuk Nyongkolan keluarga bangsawan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top