Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

TPID DKI Jakarta Perkuat Pengendalian Inflasi Daerah Nonprodusen

Foto : Istimewa

Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta memperkuat pengendalian inflasi daerah Nonprodusen melalui capacity building dan studi banding ke Provinsi Kepulauan Riau di Jakarta 23-25 Agustus 2024

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah terus melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi daerah nonprodusen. Kali ini Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Capacity Building dan Studi Banding ke Provinsi Kepulauan Riau pada 23-25 Agustus 2024 dengan mengusung tema "Strategi Pengendalian Inflasi Pangan Daerah Nonprodusen".

"Pemilihan Provinsi Kepulauan Riau sebagai lokasi kegiatan dengan pertimbangan kesamaan karakteristik sebagai daerah nonprodusen dan tipologi daerah dengan wilayah daratan yang relatif terbatas," ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar di Jakarta kemarin.

Kegiatan ini diikuti oleh TPID Provinsi DKI Jakarta yang terdiri dari Kepala Perwakilan BI Jakarta, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Direksi BUMD terkait. Turut hadir TPID Provinsi Kepulauan Riau, di antaranya BI dan Pimpinan OPD Pemprov Kep Riau, serta narasumber Prof. Bustanul Arifin.

Diskusi antar-TPID mencakup sharing informasi strategi 4K untuk pengendalian inflasi daerah, terutama program-program unggulan yang dilakukan. Pada K1, yaitu keterjangkauan harga, dilakukan melalui pengawasan harga dan stok, pelaksanaan pasar murah bekerjasama dengan distributor dan stakeholder TPID terkait, penetapan Peraturan Gubernur terkait pedoman dan petunjuk teknis pengendalian ketersediaan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting.

Pada K2 yaitu Ketersediaan Pasokan, salah satu program unggulan, TPID Provinsi Kepulauan Riau yaitu "Senandung Kepri" (Strategi Penanggulangan Inflasi Cabai Merah Segar di Kepulauan Riau), berhasil membawa provinsi ini meraih penghargaan TPID Provinsi Terbaik di Kawasan Sumatera tahun 2023.

Mengingat tipologi daerah kepulauan, TPID Kepulauan Riau juga fokus pada K3 yaitu Kelancaran Distribusi, melalui prioritasisasi bongkar muat barang kebutuhan pokok di pelabuhan dan optimalisasi penyedia angkutan tol laut.

Selain itu, untuk mendukung distribusi bahan pangan dilakukan pembangunan dan revitalisasi pasar, bantuan cool box dan sapras, pelatihan pengelola pasar, serta digitalisasi pasar rakyat. Kemudian, dilakukan penguatan Komunikasi Efektif (K4), melalui penguatan sinergi dengan Forkopimda, pengendalian ekspektasi dan koordinasi media, serta konsolidasi dengan pelaku usaha dan pedagang melalui asosiasi distributor.

Prof. Bustanul Arifin menyampaikan pentingnya strategi pengendalian inflasi pangan di daerah nonprodusen dengan mempertimbangkan perubahan pola konsumsi masyarakat. "Peta ketahanan dan kerentanan pangan oleh Bapanas menunjukkan bahwa Jakarta dan Kepulauan Riau sama-sama memiliki ketahanan pangan yang relatif baik," paparnya dalam sesi diskusi.

Beberapa strategi pengendalian inflasi pangan yang diusulkan untuk daerah nonprodusen di antaranya melalui penerapan pola Kerja Sama Antar Daerah (KAD) yang lebih inovatif dan komprehensif, didukung oleh komitmen kepala daerah. KAD yang dilakukan bisa lebih mendalam hingga pendampingan petani ataupun merambah ke ranah pergudangan dan pendampingan pihak ketiga.

Selain itu, strategi pengendalian dapat berupa fasilitasi subsidi ongkos angkut (SOA), pembangunan sistem agribisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir dengan skema G-to-G ataupun B-to-B untuk penguatan sistem logistik, penyusunan sistem pergudangan dan cold chains untuk komoditas hortikultura, pengembangan lahan pangan khusus, hingga program urban farming P2L (Program Perkarangan Pangan Lestari) dengan hidroponik.

Selanjutnya, TPID Provinsi DKI Jakarta melakukan kunjungan ke Batamindo Green Farm, pertanian hidroponik terbesar dan modern di Indonesia. Dengan luas lahan hidroponik 675 hektare, Batamindo Green Farm memiliki volume produksi lebih dari 100 ribu ton per tahun dengan komoditas pertanian berupa sayuran hardy dan leafy, termasuk aneka cabai dan tomat ceri, yang dipasarkan di Indonesia dan Singapura.

Produktivitas tanaman aneka cabai di Batamindo Green Farm mencapai 4,5 kilo gram pernpohon dengan panen setiap 2 hari. Konsep hidroponik modern ini potensial untuk diterapkan di Jakarta yang memiliki keterbatasan lahan. Selain mendukung pasokan pangan, Batamindo Green Farm juga bekerja sama dengan pemerintah provinsi dalam mendukung pelaksanaan Pasar Murah.

Capacity building dan studi banding ke Provinsi Kepulauan Riau ini diharapkan mampu memperkuat sinergi pengendalian inflasi dan membuka potensi kerja sama antardaerah. BI Jakarta akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemangku kepentingan terkait untuk mendukung pengendalian inflasi Jakarta agar tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 pada tahun 2024.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top