Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pameran Utazas 2018

Totalitas Promosi Indonesia di Hongaria

Foto : dok. KBri hongaria

Tari Zapin yang dibawakan sejumlah orang Indonesia dalam rangka memeriahkan Pameran Utazas 2018. Pameran pariwisata yang dipusatkan di Kota Budapest, Hongaria, Indonesia membawakan tema “Enchanting Sumatera” dengan tampilan rumah gadang sebagai bangunan utama paviliun Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia, negeri kepulauan yang dikenal seantero dunia, kembali mempromosikan keindahan alamnya melalui ajang Utazas 2018, pameran pariwisata akbar di Budapest, Hongaria.

"Untuk mencapai target Pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) diperlukan berbagai upaya promosi yang sinergi dan berkelanjutan," ujar Taufiq Lamsuhur, salah satu delegasi Indonesia dari Kementerian Luar Negeri yang mendukung tim promosi Indonesia di even Pameran Pariwisata Utazas 2018 yang berlangsung di Budapest Hongaria, dari 1 hingga 4 Maret 2018.

Sinergi diperlukan karena sektor pariwisata tidak terlepas dari kerja sama antara pusat dan daerah serta perwakilan yang melibatkan berbagai sektor, antara lain transportasi, akomodasi, hiburan, keamanan, perbankan dan yang tidak kalah penting adalah pengelolaan informasi yang dapat dipahami oleh para wisatawan.

Sementara berkelanjutan (sustainable) diperlukan guna memastikan kegiatan promosi dapat "masuk" dalam dunia bawah sadar para wisman potensial. Ini yang kemudian akan menciptakan branding atas suatu produk.

Konsep ini dicoba diterapkan Pemerintah Indonesia di Budapest, Hongaria. Kegiatan promosi dilakukan melalui berbagai media antara lain partisipasi pada pameran, menampilkan seni dan budaya Indonesia dalam berbagai kesempatan dan di ruang publik, memanfaatkan media cetak dan elektronik dan memadukan kegiatan promosi pariwisata dengan promosi seni/budaya dan promosi kuliner Indonesia.

Pada 2016, banner Wonderful Indonesia dipajang di ruang dan transportasi publik di Kota Budapest (taksi dan trem). Efek dari diseminasi branding pariwisata Indonesia tidak hanya sampai pada publik Hongaria tetapi juga pada para wisman asing yang tengah berkunjung ke Hongaria.

Peningkatan jumlah wisman dari Hongaria ke Indonesia sebesar 26,91 persen pada 2016 dari angka tahun sebelumnya, yakni dari 7.896 menjadi 10.021 bukanlah angka kecil mengingat biasanya pertumbuhan jumlah kunjungan biasanya mengikuti pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Saat Pameran Utazas 2018, Indonesia membawakan tema "Enchanting Sumatera" dengan menampilkan Rumah Gadang (Sumatera Barat) sebagai bangunan utama paviliun Indonesia. Pemilihan tema ini guna memasarkan Sumatera sebagai alternatif tujuan wisata wisman mengingat selama ini dalam pantauan Perwakilan RI para wisman lebih mengenal Bali sebagai satu satunya daya tarik pariwisata Indonesia.

Namun demikian, paviliun Indonesia tetap memasarkan seluruh objek pariwisata Indonesia mulai dari Bali, beyond Bali dan 10 destinasi baru pariwisata yang telah mendapatkan prioritas pengembangan sektor pariwisata dari Pemerintah Indonesia.

Setiap harinya anjungan Indonesia menampilkan 2 buah tarian Nusantara, yang sangat menarik perhatian para pengunjung, mulai dari pakaian daerah yang dikenakan hingga gerakan tari yang dibawakan oleh para penampil.

Di samping tarian Nusantara, paviliun Indonesia juga menampilkan permainan musik daerah yang dimainkan oleh para alumni Program Darmasiswa Indonesia yang juga dibina oleh Perwakilan RI. Hal lain yang menarik dari anjungan Indonesia adalah diperkenalkannya juga produk makan dan minuman Indonesia dan yang menjadi primadona adalah mie instan dan kopi/teh Indonesia. Cuaca yang dingin di Budapest, antara -10 hingga -2 derajat Celcius membuat produk ini sangat diminati oleh para pengunjung karena kelezatan dan rasa hangat yang dimunculkan oleh produk-produk Indonesia tersebut.

Penonjolan Aspek Modernitas

Dengan kegiatan promosi seperti ini diharapkan para pengunjung pameran dapat membawa kesan khusus dari anjungan Indonesia karena adanya informasi yang diperoleh, kuliner yang dicicipi dan suguhan seni dan budaya yang beragam di Indonesia.

Salah satu yang kurang dari paviliun Indonesia adalah aspek modernitas yang juga perlu ditonjolkan guna memberikan kesan majunya pembangunan di Indonesia dan kenapa Indonesia layak masuk kelompok negara-negara dengan pendapatan domestik bruto 20 terbesar di dunia, G20.

Biaya promosi selama ini selalu dianggap sebagai kendala namun demikian terdapat ruang inovasi untuk melakukan kegiatan promosi yang berbobot, misalnya dengan menggabungkan kegiatan promosi untuk perwakilan-perwakilan RI yang berdekatan dengan merotasi tempat pameran yang diikuti.

Untuk kawasan Eropa Tengah, hal ini dapat dilakukan oleh Indonesia dengan memilih even yang tepat dan bergantian untuk setiap tahunnya di antara negara-negara Hongaria, Polandia, Ceko, Slovakia dan Austria.

Dengan demikian potensi wisman beberapa negara ini dapat dioptimalkan untuk berkunjung ke Indonesia. Untuk tampilan seni Indonesia dapat memanfaatkan para alumni penerima beasiswa Indonesia baik program Darmasiswa maupun program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia, yang apabila digabungkan jumlahnya untuk kawasan Eropa Tengah mencapai 300-400 orang. (sur/R-1)

Mitra Strategis Kerja Sama Regional

Hongaria merupakan sebuah negara republik yang terletak di Eropa Tengah. Setelah melepaskan diri dari pengaruh Uni Soviet pada 1989, Hongaria mulai lebih aktif dalam menjalin hubungan dengan negara lain.

Pada 2004, Hongaria mulai bergabung dengan Uni Eropa, sebuah institusi supranasional negara-negara Eropa.

Hubungan antara Indonesia dengan Hongaria telah terjalin cukup lama. Pada 1957, Hongaria membuka kedutaan besar di Jakarta. Indonesia pun juga mendirikan KBRI di Budapest. Kini, Hongaria telah membuka satu kedutaan besar dan tiga konsulat di Bandung, Denpasar, dan berencana membuka di Surabaya.

Sektor ekonomi dan pendidikan menjadi fokus utama di dalam kerja sama antar dua negara yang sama-sama memiliki warna merah-putih di dalam benderanya tersebut.

Berdasarkan data Eurostat (dilansir oleh Kadin), nilai perdagangan Indonesia dan Hungaria dalam periode waktu 2010-2015 mencapai nilai tertinggi pada 2011, yaitu sebesar 181,091 juta Euro.

Indonesia mengandalkan kopi, kakao, dan karet sebagai komoditas ekspor utama ke Hongaria. Sedangkan Hongaria mengekspor komponen peralatan telekomunikasi, generator, mesin-mesin dan antibiotik.

Kedua negara sama-sama memandang satu sama lain sebagai mitra strategis kerja sama regional. Bagi Hongaria, Indonesia dipandang sebagai gerbang diplomasi menuju ASEAN, sedangkan Indonesia memandang Hongaria sebagai titik awal untuk menjalin hubungan dengan negara-negara Eropa Timur lainnya.

sur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top