Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 10 Mar 2025, 14:30 WIB

Tolak Pembelian Mobil Dinas, Sikap Bupati Daerah “Miskin” Ini Patut Ditiru Pejabat Indonesia

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih

Foto: antara foto

GUNUNGKIDUL - Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menolak pembelian mobil dinas baru senilai 1,5 miliar rupiah yang telah dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hebatnya, Bupati Gunungkidul, wilayah yang selama ini dikenal sebagai daerah “miskin” dan tandus ini justru meminta anggaran pembelian mobil dinas baru dialokasikan untuk program lebih mendesak.

Endah mengatakan keputusan ini diambil karena dirinya menilai mobil dinas yang digunakan pejabat sebelumnya masih dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan.

“Mobil dinasnya juga masih layak dipakai, kami mobil dinas tidak akan mengambil, akan kami alihkan yang lebih penting dari pada itu,” kata Endah di Gunungkidul, Senin (10/3).

Alasan lain yang mendasari keputusan ini adalah kebijakan efisiensi anggaran yang tengah digalakkan pemerintah pusat.

Di tengah keterbatasan anggaran, Endah memilih untuk mengalokasikan dana yang telah disediakan untuk pengadaan mobil dinas baru ke program-program prioritas lain yang lebih mendesak.

Menurut Endah, anggaran tersebut dapat dialokasikan untuk penataan Alun-alun Wonosari dan mengintervensi jalan kabupaten yang rusak.

“Jika di anggaran murni penataan alun-alun kurang, maka anggaran untuk beli mobil dinas bupati dan wakil akan kami alihkan untuk menyempurnakan Alun-alun Wonosari. Jika itu cukup, maka kami hibahkan untuk infrastruktur, untuk swakelola yang dilakukan oleh Dinas PU atau sesuai hasil dari masukan masyarakat di jalan kabupaten yang menjadi kewenangan kami, akan kami hibahkan untuk itu. Sedangkan mobil dinas yang kami pakai masih layak pakai,” katanya.

Lebih lanjut, saat ditanya terkait pengadaan seragam ASN, Endah menyampaikan dirinya sudah melaksanakan rapat tertutup dengan kepala dinas dan TAPD untuk menunda.

"Pengadaan seragam ASN yang nilainya hampir 3,2 miliar rupiah itu pun kepala dinas, TAPD, dan sekda sudah kami kumpulkan untuk rapat tertutup, bahwa hal-hal yang belum penting untuk kami lakukan kami tunda, walaupun sudah dipasang dalam anggaran juga untuk kami minta ditunda untuk kami gunakan hal yang lebih penting dari itu," katanya.

Bupati Endah mengatakan penundaan tersebut juga sesuai dengan visi misi dan program prioritas bupati yang sudah disejajarkan dengan rencana pembangunan Astacita dari Presiden Prabowo Subianto.

"Kami harus efisiensi dan menggunakan anggaran sesuai program utama," katanya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Sriyono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.