Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Tiongkok Tuding Balik AS Pencipta Jebakan Utang yang Sesungguhnya

Foto : AFP/ZHAO LIJIAN

Zhao Lijian

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Beijing mengatakan klaim baru-baru ini oleh Amerika Serikat (AS) bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) Tiongkok sebagai jebakan utang adalah "proposisi yang sepenuhnya salah", dan sebaliknya menuduh AS telah memperburuk beban utang negara- negara berkembang.

"Tak satu pun dari negara mitra Tiongkok di bawah program pembangunan infrastruktur tersebut telah mendukung klaim perangkap utang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, Senin (27/6). Para pemimpin Kelompok Tujuh (G-7) yang dipimpin oleh Presiden AS, Joe Biden, pada Minggu, berjanji untuk mengumpulkan dana 600 miliar dollar AS untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur di negara-negara miskin sebagai balasan terhadap program ambisius Presiden Xi Jinping, BRI.

"Alternatif untuk BRI Tiongkok ini akan membantu negara- negara melihat manfaat nyata dari bermitra dengan demokrasi," kata Biden. Laporan media telah mengutip pejabat AS yang mengatakan bahwa inisiatif baru, yang terdiri dari investasi publik dan swasta, akan membantu negara- negara berkembang tumbuh pada kecepatan yang berkelanjutan daripada dibebani dengan pinjaman Tiongkok.

Lewat BRI, Tiongkok sering dituduh terlibat dalam "diplomasi jebakan utang" untuk mendapatkan pengaruh atas negara-negara miskin. "Amerika Serikat adalah pencipta sebenarnya dari jebakan utang," kata Zhao, yang menyalahkan kebijakan moneter ekspansif AS, inovasi keuangan tanpa regulasi, dan praktik short-selling yang berbahaya karena memperburuk utang negara-negara ini.

Menurut dia, BRI sebagai jebakan utang merupakan narasi yang keliru karena selama sembilan tahun berjalan, program tersebut menganut prinsip musyawarah, berkontribusi bersama, dan bermanfaat untuk masyarakat di negara- negara mitra.

BRI, lanjut dia, juga akan berkontribusi pada pengentasan 7,6 juta jiwa penduduk dari kemiskinan ekstrem dan 32 juta jiwa dari kemiskinan sedang selama 2015-2030. Dia mengutip proyeksi Bank Dunia yang menunjukkan bahwa jika semua proyek transportasi di bawah BRI dilaksanakan, mereka dapat mencapai 1,3 persen dari produk domestik bruto global pada 2030, yang sebagian besar akan diberikan ke negara-negara mitra.

Menurutnya, Tiongkok menyambut baik semua inisiatif yang mempromosikan pembangunan infrastruktur global. "Kami percaya bahwa semua jenis inisiatif terkait tidak saling menggantikan, tetapi kami menentang kata-kata dan tindakan yang mempromosikan perhitungan geopolitik dan mencoreng Inisiatif Sabuk dan Jalan," katanya.


Redaktur : andes
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top