Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan - Taiwan Mengaku Berkontribusi pada Terciptanya Keamanan di Kawasan

Tiongkok-Taiwan Kembali Tegang

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Panas-dingin hubungan antara Tiongkok dan Taiwan kembali memperlihatkan tensi yang meningkat menjelang akhit tahun ini.

Taipeh aipeh - Hubungan Pemerintah Taiwan dan Beijing kembali diwarnai ketegangan. Pada Kamis (28/12), Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, menyebut aktivitas militer Tiongkok yang semakin rutin dilakukan telah menyebabkan ketidakstabilan kawasan. Walhasil, Angkatan Bersenjata Taiwan harus terus mengawasi apa yang dilakukan militer Tiongkok.

"Ini adalah periode, dimana aktivitas-aktivitas militer di wilayah utama daratan Tiongkok di Asia Timur telah berdampak pada keamanan dan stabilitas kawasan pada jarak yang cukup luas," kata Tsai, Kamis (28/12). Dikatakannya, Pemerintah Taiwan selalu berkontribusi pada terciptanya keamanan dan stabilitas di kawasan.

Untuk itu, pihaknya memerintahkan Angkatan Bersenjata Taiwan agar memonitor pergerakan - pergerakan militer Tiongkok dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan, demi menjamin keamanan negara dan kawasan. Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporannya pekan ini menyebut, Angkatan Udara Tiongkok terhitung telah melakukan 16 kali latihan militer di dekat wilayah Taiwan sepanjang 2016 lalu dan 2017. Laporan itu pun memperingatkan bahwa ancaman militer Tiongkok tumbuh setiap hari.

Menjawab protes dari Pemerintah Taiwan, Beijing berkeras menyebut latihan militer yang dilakukan pihaknya juga dilakukan di wilayah Laut Tiongkok Selatan (LTS) dan Laut Jepang. Latihan ini bagian dari rutinitas dan tidak ditujukan untuk menyerang siapa pun. Pemerintah Tiongkok dan Taiwan masih sering tak akur.

Beijing menganggap Taiwan yang berstatus daerah otonomi khusus sebagai teritorial suci milik Pemerintah Tiongkok. Beijing pun tidak pernah menggunakan kekuatan militernya untuk membuat pemerintah Taiwan patuh dan tunduk sebagai provinsi dibawah kendali Tiongkok. Akan tetapi, belakangan Pemerintah Tiongkok telah mengambil sikap tegas terhadap Pemerintah Taiwan semenjak dibawah kepemimpinan Presiden Tsai, yang berasal dari partai pro-Kemerdekaan Demokratik Progresif.

Tsai memenangkan pemilu tahun lalu. Beijing menduga Tsai sedang mengejar kemerdekaan Taiwan secara resmi, sebuah langkah yang sangat ditentang oleh Beijing. Namun Tsai mengatakan, dia hanya ingin perdamaian bagi wilayah pemerintahannya dan akan mempertahankan keamanan Taiwan dan cara wilayah itu menjalani hidup.

"Taiwan menginginkan perdamaian tetapi hampir tidak pernah satu hari pun yang dilewati tanpa melihat persiapan laithan perang," kata Tsai. Sebelumnya, Beijing memperingatkan Taiwan karena menggunakan senjata untuk menolak reunifikasi. Bukan hanya itu, Beijing juga kecewa karena media milik pemerintah Taiwan telah mewartakan dengan menggambarkan jet-jet tempur Tiongkok yang terbang sangat dekat dengan Taiwan.

Tudingan Merdeka

Ketegangan di antara keduanya meningkat pada Desember ini ketika seorang diplomat senior Tiongkok mengancam kalau Beijing akan menginvasi Taiwan jika mendapati kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) mendarat di Taiwan. Angkatan Bersenjata Taiwan sekarang ini sudah dilengkapi dengan peralatan tempur, yang sebagian besar buatan AS dan telah menekan Washington agar menjual peralatan tempur yang lebih canggih.

Tiongkok selama ini memang sangat mencurigai Tsai karena dituding hendak mengupayakan kemerdekaan resmi bagi Taiwan, sebuah pulau otonom yang dianggap Beijing sebagai salah satu provinsinya sehingga tidak diperbolehkan untuk menjalin hubungan antar negara. Pemerintah Tiongkok mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949 atau ketika pasukan bersenjata pemerintahan Mao Zedong memenangkan perang sipil Tiongkok dan nasionalis, Chiang Kai-shek, melarikan diri ke Taiwan.

Beijing berulang kali menyerukan Taiwan merupakan wilayah yang berada di bawah kedaulatan Tiongkok dan sangat menyayangkan sikap Washington yang membiarkan Presiden Taiwan singgah sampai beberapa kali di wilayah AS. uci/rtr/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top