Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset dan Teknologi

Tiongkok "Pimpin" Dunia lewat Makalah Ilmiah Berkualitas Tinggi

Foto : AFP

Teknisi laboratorium yang bekerja di sebuah perusahaan Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

COLOMBUS - Setidaknya untuk urusan sains, Tiongkok sekarang memimpin dunia dalam menghasilkan makalah ilmiah berkualitas tinggi. Survei menunjukkan bahwa para peneliti Tiongkok sekarang menerbitkan lebi dari 1 persen makalah ilmiah yang paling banyak dikutip secara global, daripada ilmuwan dari negara lain.

Pakar dan analis kebijakan yang mempelajari bagaimana investasi pemerintah dalam sains, teknologi, dan inovasi meningkatkan kesejahteraan sosial dari The Ohio State University, Caroline Wagner, mengatakan meskipun kecakapan ilmiah suatu negara agak sulit untuk diukur, ia berpendapat bahwa jumlah uang yang dihabiskan untuk penelitian ilmiah, jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan, dan kualitas makalah tersebut adalah ukuran yang baik.

Dikutip dari The Conversation, Tiongkok bukan satu-satunya negara yang secara drastis meningkatkan kapasitas sainsnya dalam beberapa tahun terakhir, tetapi kebangkitan negara itu sangat dramatis. Hal ini membuat para pakar kebijakan dan pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) khawatir tentang bagaimana supremasi ilmiah Tiongkok akan menggeser keseimbangan kekuatan global.

Wagner mengatakan capaian Tiongkok baru-baru ini dihasilkan dari kebijakan pemerintah selama bertahun-tahun yang bertujuan untuk menjadi yang teratas dalam sains dan teknologi. "Negara tersebut telah mengambil langkah-langkah eksplisit untuk mencapai posisinya saat ini, dan AS sekarang memiliki pilihan untuk diambil tentang bagaimana menanggapi Tiongkok yang kompetitif secara ilmiah," ujarnya.

Investasi Ilmu Pengetahuan

Berkat semua investasi ini dan tenaga kerja yang cakap dan berkembang, hasil ilmiah Tiongkok, yang diukur dengan jumlah total makalah yang diterbitkan, terus meningkat selama bertahun-tahun. Pada 2017, cendekiawan Tiongkok menerbitkan lebih banyak makalah ilmiah daripada peneliti AS untuk pertama kalinya.

Namun, para peneliti di Barat menganggap penelitian Tiongkok berkualitas rendah dan sering kali hanya meniru penelitian dari AS dan Eropa. Selama 2000-an dan 2010-an, banyak karya yang berasal dari Tiongkok tidak mendapat perhatian yang signifikan dari komunitas ilmiah global. "Namun karena Tiongkok terus berinvestasi dalam ilmu pengetahuan, saya mulai bertanya-tanya apakah ledakan kuantitas penelitian disertai dengan peningkatan kualitas," kata Wagner.

Untuk mengukur kekuatan ilmiah Tiongkok, Wagner dan tim melihat kutipan. Kutipan adalah ketika makalah akademis dirujuk atau dikutip oleh makalah lain. "Kami menganggap bahwa semakin sering sebuah makalah dikutip, semakin tinggi kualitas dan pengaruh karya tersebut," ujarnya.

Penelitian Wagner juga menemukan bahwa penelitian Tiongkok ternyata sangat baru dan kreatif, dan tidak hanya meniru peneliti barat. Tiongkok sekarang menjadi kekuatan ilmiah yang setara dengan AS dan Eropa, baik secara kuantitas maupun kualitas.


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top