Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perdagangan Global

Tiongkok Pertahankan Status Negara Berkembang di WTO

Foto : FABRICE COFFRINI/AFP

KANTOR WTO - Kantor pusat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Jenewa, beberapa waktu lalu. Tiongkok menolak menanggalkan status negara berkembang usulan AS.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok menolak untuk menanggalkan hak dan perlakuan khusus sebagai negara berkembang seperti yang diminta Amerika Serikat (AS) kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Selama ini, WTO mengategorikan Tiongkok sebagai negara berkembang sehingga memungkinkannya mengucurkan subsidi pertanian dan menetapkan hambatan tarif bagi produk impor dari negara maju.

South China Morning Post, Senin (8/4), melaporkan kesenjangan tersebut menggambarkan adanya perbedaan dalam WTO yang akan mengancam masa depan sistem perdagangan global. AS telah lama mengeluhkan banyaknya anggota WTO yang mendeklarasikan sebagai negara berkembang demi mendapat keuntungan dalam perdagangan.

Presiden AS, Donald Trump, bahkan mengecam ketentuan organisasi itu dengan sebutan malapetaka dan bencana. Namun, negara-negara seperti Tiongkok dan India bersikeras bahwa perlakuan khsusus merupakan landasan penting sistem perdagangan global. Meskipun menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, dan eksportir terbesar, Beijing tetap menyebut sebagai negara berkembang terbesar di dunia.

Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok, Gao Feng, mengatakan Tiongkok akan mempertahankan status negara berkembang meskipun Brasil telah setuju menanggalkan predikat itu sebagai imbalan atas dukungan AS untuk bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

"Posisi Tiongkok dalam WTO sangat jelas, Tiongkok adalah negara berkembang terbesar di dunia. Kami tidak menghindar dari tanggung jawab internasional kami, dan bersedia memikul kewajiban dalam WTO yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan pengembangan ekonomi kami sendiri. Faktanya, kami melakukan hal yang sama dan akan terus melakukan ini," kata Gao.

AS mengklaim ketentuan WTO tidak sesuai dengan kondisi Tiongkok saat ini, terutama terkait subsidi dan diskriminasi investor luar negeri. Washington menegaskan ketentuan itu menimbulkan masalah baru seperti transfer teknologi paksa dan pencurian hak kekayaan intelektual.

Ada Kesalapahaman

Mantan gubernur bank sentral Tiongkok, Zhou Xiaochuan, mengakui kebenaran beberapa kritik yang diajukan AS tersebut. Namun, dia mengatakan ada sejumlah kesalahpahaman para anggota WTO mengenai praktik perdagangan Tiongkok. Tiongkok bersama India, Afrika Selatan, dan Venezuela menentang usulan AS untuk mengubah hak perlakuan khusus yang diterbitkan WTO awal tahun ini.

Keempat negara itu telah menyerahkan surat kepada WTO yang menyatakan status anggota sebagai negara berkembang telah menjadi praktik yang sudah berlangsung lama, dan merupakan tujuan utama didirikannya WTO.

Pernyataan bersama itu juga menegaskan banyak aturan WTO terlalu menguntungkan ke AS dan negara maju lainnya, baik dalam bidang pertanian, kuota tekstil, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.

SCMP/SB/AR-2

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top