Tiongkok Lanjutkan Reformasi Rendah Karbon
Instalasi EBT l Beberapa pekerja sedang memasang instalasi panel tenaga surya di Pusat Ladang EBT Gurun Tengger Ningxia pada awal Mei lalu. Pada Kamis (29/8), regulator energi menyatakan bahwa Tiongkok akan terus mereformasi sistem kelistrikannya.
Foto: AFPBEIJING - Tiongkok akan terus menghapus bahan bakar fosil dan mereformasi sistem kelistrikannya, kata regulator energi pada Kamis (29/8) ketika menerbitkan buku putih yang banyak mencantumkan pencapaian tetapi kurang memuat rencana baru untuk transisi energi Tiongkok.
Kepala Badan Energi Nasional, Zhang Jianhua, mengatakan Tiongkok akan terus mereformasi sistem kelistrikannya, memperluas pasar, mempromosikan perdagangan listrik hijau, dan mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan. Ia juga menyerukan reformasi yang berorientasi pasar.
Berbicara pada konferensi pers yang diadakan oleh Dewan Negara, Zhang mengatakan Tiongkok menginvestasikan 676 miliar dollar AS dalam transisi energinya tahun lalu, mengutip angka dari organisasi penelitian BloombergNEF, yang memperkirakan investasi transisi energi Tiongkok mencapai 38 persen dari total global.
Ekonomi terbesar kedua di dunia telah muncul sebagai pemimpin global dalam transisi menuju energi terbarukan, meskipun sistem tenaganya masih sangat bergantung pada batu bara.
Ketika ditanya apakah emisi karbon Tiongkok dapat mencapai puncaknya sebelum target 2030, seperti yang dikatakan banyak ahli, hal itu masih dalam jalur yang tepat. Menurut wakil direktur departemen perencanaan lembaga, Song Wen, berkata, "Target karbon ganda tidak akan diubah dan target utama yang telah kami janjikan juga tidak akan diubah."
Lebih Awal
Tiongkok sebelumnya telah menargetkan pemasangan 1.200 gigawatt tenaga angin dan matahari pada tahun 2030, tetapi melonjaknya pemasangan energi terbarukan membantunya memenuhi tujuan tersebut pada bulan Juli, enam tahun lebih awal.
Ketika ditanya apakah Tiongkok dapat menetapkan sasaran energi terbarukan yang lebih ambisius untuk tahun 2030, direktur departemen energi baru, Li Changjun, hanya mengatakan bahwa Tiongkok akan mengajukan sasaran dan tindakan baru berdasarkan kondisi nasionalnya.
Para analis mengatakan Tiongkok tertinggal dalam beberapa sasaran lain, termasuk sasaran untuk mengurangi intensitas karbonnya (emisi CO2 per unit output ekonomi) sebesar 18 persen selama lima tahun hingga 2030. Tiongkok perlu memangkas emisi absolut sebesar 7 persen setiap tahunnya tahun ini dan pada 2025 untuk mencapainya, menurut analisis oleh organisasi nirlaba Carbon Brief.
Buku putih tersebut memaparkan serangkaian tindakan yang diumumkan sebelumnya, mulai dari memajukan teknologi penyimpanan energi hingga mempromosikan konservasi energi. ST/I-1
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 5 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung