Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tiongkok Klaim Mampu Melancarkan Perang Elektronik Bertenaga AI

Foto : Istimewa

Rusia dan Ukraina telah menggunakan jaringan seluler untuk menargetkan pasukan satu sama lain, menggambarkan penggunaan ponsel di medan perang sebagai hal yang setara dengan menyalakan rokok secara sembarangan di malam hari.

A   A   A   Pengaturan Font

Tim Yang mengatakan, mereka memperkenalkan kecerdasan buatan (AI) ke dalam proses analisis data yang paling penting, sehingga memungkinkan militer Tiongkok mencapai kemampuan persepsi informasi yang belum pernah ada sebelumnya dengan biaya lebih rendah. Para ilmuwan mengatakan perangkat tersebut akan menyebabkan "perubahan besar dalam seni perang."

Perkembangan ini mungkin dimotivasi oleh munculnya "medan perang yang transparan" dalam perang di Ukraina, dimana kedua belah pihak memiliki pengetahuan yang tanpa batas mengenai posisi dan pergerakan masing-masing pihak, yang telah memberikan kontribusi besar terhadap kebuntuan dan gesekan yang sedang berlangsung.


Dalam esainya pada bulan November 2023 untuk The Economist , mantan panglima Ukraina, Valery Zaluzhnyi, dengan ringkas menggambarkan medan perang yang transparan, dengan mengatakan bahwa sensor modern dapat mengidentifikasi konsentrasi kekuatan apa pun dan senjata modern dapat menghancurkannya.

"Fakta sederhananya adalah kita melihat semua yang dilakukan musuh dan mereka melihat semua yang kita lakukan. Agar kita dapat memecahkan kebuntuan ini, kita memerlukan sesuatu yang baru, seperti bubuk mesiu yang ditemukan oleh Tiongkok dan masih kita gunakan untuk membunuh satu sama lain," tulis Zaluzhnyi.

Menguraikan wawasan tersebut, Brennan Deveraux dan John Thomas Pelter IV menyebutkan dalam artikel Real Clear Defense pada bulan Januari 2023 bahwa di medan perang yang transparan, proliferasi amunisi presisi jarak jauh dan peningkatan pada amunisi portabel seperti pandangan orang pertama (pertama-person-view) Drone FPV dan peluru kendali anti-tank (ATGM) harus memaksa pemikiran ulang doktrin Angkatan Darat AS saat ini yang menekankan gabungan senjata dan perang manuver.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top