Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tiongkok Ketakutan, Taiwan Hampir Punya Senjata Nuklir

Foto : FOTO ANGKATAN UDARA AS

Bom atom “Pria Gemuk” di Museum Nasional Angkatan Udara AS.

A   A   A   Pengaturan Font

Washington memastikan reaktor Taiwan berada di bawah pedoman Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang akan mencegah pengalihan bahan bakar nuklir untuk keperluan pembuatan senjata. Tetapi inti dari program ini adalah untuk membuat senjata, dan tidak dapat dihindari bahwa Taiwan akan tertangkap basah.

"Taipei melakukan program nuklir kecilnya dengan mempertimbangkan opsi senjata dengan jelas, dan Taiwan akan dapat membuat perangkat nuklir setelah lima tahun atau lebih," kata Badan Intelijen Pusat AS (CIA) pada 1975.

Pada titik ini, AS, Jerman, Prancis, Norwegia, dan Israel semuanya telah memberikan bantuan. Program tersebut telah memperoleh air berat dari AS dan uranium dari Afrika Selatan.

Pada tahun 1976-77, IAEA menginspeksi aktivitas di Institut Riset Energi Nuklir yang dikelola militer. IAEA menemukan perbedaan dalam program Taiwan, dan pada tahun 1976, AS memprotes program senjata nuklir. Sebagai tanggapan, pemerintah pulau itu berjanji untuk "selanjutnya tidak terlibat dalam kegiatan apa pun yang berkaitan dengan pemrosesan ulang".

Terlepas dari janji tersebut, pada 1977 AS kembali mendeteksi aktivitas mencurigakan di Institut Penelitian Energi Nuklir (Institute of Nuclear Energy Research/INER). Departemen Luar Negeri AS menuntut perubahan pada program penelitian Taiwan yang lebih sejalan dengan penelitian damai daripada senjata nuklir, tetapi tidak menuntut Taiwan menghentikan semua penelitian dan pengembangan nuklir. Pada tahun 1978, AS sekali lagi mendeteksi program rahasia, kali ini program pemrosesan ulang uranium rahasia, dan memaksa Taiwan untuk berhenti.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top