Tiongkok Kembangkan Kawasan Pertanian Cerdas di Suzhou

SUZHOU - Suzhou merupakan salah satu kota kecil di Tiongkok yang telah berhasil mengembangkan kawasan pertanian cerdas (smart agriculture) dan terkoneksi dalam jaringan (daring) atau online, serta menghubungkan antara data pertanian di lapangan dengan pusat data di laboratorium.

Penanggung jawab wilayah setempat, Zou Wen Bing, saat ditemui di Suzhou, Kamis (10/5), mengatakan keberadaan kawasan pertanian seluas 2.146 hektare itu seluruhnya terkoneksi melalui aplikasi daring We Chat buatan anak bangsa Tiongkok, sehingga para petani dapat menerima pesan setiap adanya perubahan pola tanam.

"Keberadaan kawasan pertanian dipantau melalui pusat kontrol atau laboratorium yang dilengkapi 15 televisi pemantau dari jaringan tertutup kamera televisi (CCTV)," kata Zou. "Pusat kontrol tersebut mampu memberikan informasi secara berkala mengenai suhu, pergerakan lahan, indeks kesuburan tanah, serta pola pemupukan atau pemberian bibit secara teratur kepada petani," imbuh dia.

Keberadaan pusat pengendali, dikemukakannya, juga menyiarkan program pertanian melalui televisi lokal yang dikelola sendiri, ditambah dengan laman internet atau website khusus pertanian yang tujuannya untuk mendidik petani agar lebih mengerti pola tanam.

"Kami memiliki 500 staf karyawan yang selalu mendapatkan informasi pertanian, ditambah beberapa karyawan dengan sistem kontrak apabila panen tiba," ucap Zou.

Jenis pertanian yang dikembangkan di kawasan itu, dikatakannya, cukup beragam, meliputi tanaman obat, anggrek, padi dan perikanan dengan total 29 kolam.

Untuk perikanan, total panen yang didapat sebanyak 25 ton per tahun setiap kolam, atau lebih bagus dibanding pengelolaan pertanian tradisional yang tidak sampai 20 ribu ton setiap tahunnya.

Hemat dan Terkontrol

Pola yang diterapkan bagi mengembangkan kawasan pertanian cerdas, menurut Zou, pemerintah setempat menyewa lahan kepada petani untuk dijadikan kawasan pertanian cerdas, kemudian mempekerjakannya dengan pengembangan yang diatur melalui laboratorium.

"Kami adalah salah satu pusat pemantau pertanian di Tiongkok, dari total 280 pusat pemantau pertanian atau laboratorium sejenis, yang bertugas mengatur pola pertanian," katanya.

Dengan konsep itu, Zou mengaku pemberdayaan pertanian dapat terkontrol dan lebih hemat dengan hasil maksimal pada setiap panen, serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah setempat.

"Konsep ini juga memperkecil serangan hama, sebab sebelum terjadi serangan hama sudah bisa diantisipasi melalui sistem terkoneksi itu. Namun demikian, kami juga tetap mengasuransikan pertanian di wilayah setempat," pungkas Zou.

Ant/I-1