Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Maritim

Tiongkok Ingin Gelar Latihan Militer dengan Filipina

Foto : Philippine Army

Panglima Angkatan Bersenjata Filipina, Romeo Brawner Jr

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina akan mempertimbangkan proposal dari Tiongkok untuk menggelar latihan militer bersama. Hal itu dikemukakan oleh panglima Angkatan Bersenjata Filipina saat menjabarkan prospek latihan antara kedua negara dengan adanya sengketa wilayah yang sudah berlangsung lama.

Wacana untuk melakukan latihan militer bersama yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Tiongkok, awalnya dilontarkan selama masa pemerintahan Rodrigo Duterte, presiden Filipina sebelumnya, tetapi hal itu tidak pernah terwujud.

Selama masa jabatannya, Duterte mendekatkan negaranya ke Beijing dan menjauh dari Amerika Serikat yang adalah sekutu pertahanan tradisional Manila.

Duta Besar Tiongkok mengemukakan proposal terbaru yang bersifat informal itu pada pertemuan kedutaan pada Rabu (26/7) malam lalu, kata panglima militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner Jr.

"Mereka menawarkan prospek itu, tetapi kami harus mempelajarinya lebih lanjut," kata dia kepada wartawan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Namun Panglima Brawner Jr bagaimanapun menjawab "tidak," ketika ditanya apakah latihan prospektif akan dilakukan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan, seperti halnya latihan militer bersama Filipina-AS.

Menurut Panglima Brawner Jr alasannya adalah Filipina tidak memiliki kesepakatan dengan Tiongkok yang mirip dengan Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) yang dimilikinya dengan AS, yang diperlukan untuk melakukan latihan bilateral.

Atas wacana itu, pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Manila hingga saat ini belum memberikan tanggapan.

Ketegangan Bilateral

Tiongkok mengklaim hampir seluruh LTS, termasuk perairan dalam zona ekonomi eksklusif Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.

Pada Juli 2016, sebuah pengadilan arbitrase internasional memenangkan Filipina, dan menolak klaim ekspansif Tiongkok dalam kasus hukum yang timbul dari sengketa teritorial mereka. Beijing kemudian menolak untuk mengakui keputusan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok semakin gencar menyusup ke perairan Filipina di LTSa untuk mempertahankan klaimnya yang menyebabkan ketegangan antara kedua negara.

Pemerintah Filipina telah mengajukan 99 nota protes diplomatik terhadap Tiongkok terkait pelanggaran ini sejak Presiden Ferdinand Marcos Jr berkuasa tahun lalu.

Tetap saja, kata Panglima Brawner Jr, militer Filipina akan berusaha untuk menjadi "teman bagi semua, musuh bagi siapa pun" mengikuti arahan Presiden Marcos Jr pada pidato kenegaraan baru-baru ini.

"Kami akan mencoba menjalin hubungan dengan tentara, dengan angkatan bersenjata di seluruh dunia dan ini adalah salah satu cara bagi kami untuk benar-benar mencegah perang," imbuh Panglima Brawner Jr.

Bulan lalu, Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, mengatakan bahwa tidak ada salahnya jika pasukan Filipina dan Tiongkok mengadakan latihan militer, jika ini bisa untuk jadi pelatihan bagi membangun kepercayaan. BenarNews/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top