Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang - Obat Terlarang Alat untuk Kalahkan AS

Tiongkok Bantah Pasok Fentanil dan Opioid ke AS

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Badan anti obatobatan terlarang Tiongkok mengecam Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, karena menyatakan banjir penggunaan fentanil dan opioid yang terjadi di AS, disebabkan ulah para pemasok dari Tiongkok.

"Pernyataan Trump tidak dapat diterima dan merupakan pernyataan yang tidak bertanggung jawab," kata pejabat senior Komisi Pengendali Narkotika Nasional Tiongkok, Yu Haibin, Rabu (29/8).

Pekan lalu, Trump lewat akun Twitter menuduh Tiongkok sangat keterlaluan, karena memproduksi fentanil, opioid sintetis murah dan mematikan. Trump menyebut zat yang 50 kali lebih kuat dari heroin itu dikirim ke AS lewat surat.

Yu mengatakan, pemerintah Tiongkok menganggap ungkapan Trump tersebut benarbenar tidak dapat diterima. "AS tidak memiliki bukti kalau sebagian besar fentanil di negara itu berasal dari Tiongkok.

Sangat tidak bertanggung jawab telah menarik kesimpulan semacam itu hanya dari beberapa kasus," tegas dia.

Perselisihan soal asal fentanil di Amerika Serikat dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya telah menambah ketegangan hubungan AS-Tiongkok, yang telah memburuk karena perang dagang dan persoalan Laut Tiongkok Selatan.

Washington yakin bahwa Tiongkok adalah produsen utama fentanil di perbatasan AS. Data itu diperkuat oleh laporan Kongres AS pada 2017 yang mengutip aparat penegak hukum dan badan antinarkotika AS.

Dalam sebuah rapat kabinet, Trump menggambarkan opioid yang masuk ke AS dari Tiongkok dan Meksiko sebagai senjata sampah untuk mengalahkan AS dalam ketegangan yang makin meningkat itu.

Yu mengatakan, para pejabat intelijen AS hanya menunjukkan beberapa lusin petunjuk terkait asal obat itu dari Tiongkok, sedangkan sejak 2017, terdapat jutaan kasus penggunaan fentanil di AS.

Pejabat Beijing mengumumkan, Tiongkok akan memasukkan 32 zat psikoaktif baru (NPS) ke dalam daftar zat yang peredarannya dikendalikan, Rabu (29/8).

Hal itu membuat obat-obatan ilegal seperti fentanil tidak dapat diproduksi, dijual dan dimiliki tanpa izin. Tahun lalu, Trump menyatakan penggunaan opioid oleh masyarakat sebagai darurat kesehatan di AS.

Dia sempat menyinggung masalah itu ketika melakukan pembicaraan empat mata dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, di Beijing, November lalu.

Meskipun mengecam kritik Trump, pejabat Tiongkok menekankan perlunya menjaga hubungan baik antara lembaga antinarkotika kedua negara dalam menanggulangi masalah narkoba itu.

Pihak berwenang menyebutkan, pemasangan 13 ribu mesin pemeriksaan paket di perusahaan-perusahaan pelayaran di Tiongkok sebagai upaya keamanan Beijing untuk mengatasi kekhawatiran AS.

Inisiatif Tiongkok lainnya adalah melakukan pelacakan spektrometer resonansi magnetik nuklir (NMR) importir, yang digunakan laboratorium obat bawah tanah di Tiongkok untuk menganalisis struktur kimia produk mereka. CNN/SB /P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top