Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ambisi Militer I Jika Rencana Beijing Terbukti, Berpotensi Memicu Perimbangan Strategis

Tiongkok Bantah Ingin Bangun Pangkalan di Vanuatu

Foto : AFP/WI LLIAM WEST

Julie Bishop

A   A   A   Pengaturan Font

Media di Australia melaporkan bahwa Beijing sedang berencana membangun pangkalan militer di negara kepulauan di Pasifik selatan, Vanuatu, sebagai bagian dari ambisi Tiongkok untuk upaya ekspansi militer global.

BEIJING - Tiongkok dan Vanuatu, sebuah negara di Pasifik selatan, pada Selasa (10/4) membantah rencana bakal didirikannya pangkalan militer Tiongkok di negara kepulauan itu. Bantahan itu disampaikan setelah muncul laporan bahwa Tiongkok membuat proposal pendirian pangkalan militer di Pasifik selatan yang membuat khawatir Australia dan Selandia Baru, dua negara besar1yang bertetangga dengan Vanuatu.

"Tak ada satupun pejabat di pemerintahan yang telah membahas isu apapun soal pangkalan militer Tiongkok di Vanuatu," kata Menteri Luar Negeri Vanuatu, Ralph Regenvanu, dalam sesi wawancara dengan radio ABC. "Negara kami adalah negara nonblok. Kami tak tertarik dengan isu militerisasi juga soal pangkalan militer di negara kami," imbuh dia.

Bantahan juga disampaikan juru bicara di Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, dalam konferensi pers di Beijing yang menyatakan bahwa isu itu sebagai sebuah berita bohong.

Dalam pemberitaan yang ditulis Sydney Morning Herald diwartakan bahwa Tiongkok telah melakukan pendekatan pada Vanuatu terkait kemungkinan pendirian pangkalan militer Tiongkok di negara itu. Jika berita itu benar, maka akan berpotensi memicu terjadi upaya perimbangan strategis di kawasan itu.

Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir, Tiongkok amat agresif mengembangkan kekuatan militernya di kawasan Pasifik yang salah satunya dengan membanjiri negara-negara lain dengan iming-iming bantuan keuangan untuk pembangunan.

"Ambisi militer Beijing di Vanuatu kemungkinan akan direalisasikan secara bertahap. Dimulai dengan perjanjian akses yang memungkinkan kapal perang Tiongkok bisa berlabuh secara rutin untuk mengisi bahan bakar," kata sejumlah narasumber yang dikutip keterangannya oleh Sydney Morning Herald.

Para narasumber itu menambahkan bahwa jika informasi ini benar, maka sejumlah pejabat intelijen dan keamanan di Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, akan semakin kelabakan atas semakin meningkatnya pengaruh Tiongkok.

Menurut Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, yang akhir pekan lalu pergi ke Vanuatu untuk mendampingi Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris, menyatakan dirinya percaya atas hubungan baik pemerintahan di Canberra dan Port Vila (Ibu Kota Vanuatu). "Kami memiliki hubungan banik dengan Vanuatu dan percaya bahwa Australia merupakan mitra strategis Vanuatu," kata Menlu Australia itu.

Pantau Perkembangan

Saat ini Tiongkok memiliki sebuah pangkalan militer di negara asing yaitu di Djibouti di kawasan Tanduk Afrika. Kabarnya pangkalan militer Tiongkok di negara asing akan bertambah lagi yaitu di Pakistan dan langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari ekspansi globalnya.

Menyikapi laporan Sydney Morning Herald, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan dirinya belum bisa mengkonfirmasi kebenaran laporan itu. "Namun kami akan terus memantau aktivitas di kawasan Pasifik karena Selandia Baru amat menentang militerisasi di kawasan Pasifik secara keseluruhan," kata PM Ardern.

Menurut perkiraan Lowy Institute dari Australia, Tiongkok menggelontorkan dana bantuan sebesar 1,78 miliar dollar AS ke sejumlah negara-negara Pasifik pada periode 2006-16. Saat ini Tiongkok menjalin hubungan diplomatik dengan 8 negara pulau di Pasifik seperti Kepulauan Cook, Negara Federal Mikronesia, Fiji, Niue, Papua Nugini, Samoa, Tonga, dan Vanuatu. Enam negara di Pasifik lainnya justru memilih melakukan hubungan diplomatik dengan Taiwan yang disebut-sebut Tiongkok sebagai wilayah dari negaranya yang memberontak dan di masa depan akan kembali jadi bagian dari Tiongkok.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top