Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Multilateral

Tiongkok Akan Bangun Komunitas Global yang Saling Menguntungkan

Foto : PEDRO PARDO/AFP

TUNJUKAN DOKUMEN I Menlu Tiongkok Wang Yi menunjukan dokumen “A Global Community of Shared Future: Tiongkok’s Proposals and Actions” di Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok, Selasa (26/9).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Tiongkok merilis dokumen tentang rencana pembangunan komunitas global untuk masa depan bersama yang didasarkan pada prinsip keterbukaan, inklusivitas, saling menguntungkan, kesetaraan, dan keadilan.

Dokumen yang berjudul A Global Community of Shared Future: Tiongkok's Proposals and Actions, itu dirilis Selasa (26/9) oleh Kantor Informasi Dewan Negara, yang menjelaskan tentang pendekatan baru Tiongkok dalam hubungan internasional, konsep baru tata kelola global, dan cetak biru baru untuk dunia yang lebih baik. Demikian dikutip dari teks lengkap dokumen yang dirilis China Global Television Network (CGTN).

Seperti dikutip dari Antara, dokumen itu juga menguraikan arah dan rencana Tiongkok dalam membangun komunitas global demi masa depan bersama, yang meliputi membangun globalisasi ekonomi jenis baru, mempraktikkan multilateralisme sejati, dan mempromosikan nilai kemanusiaan.

Selain itu, dokumen tersebut juga menyoroti komitmen Tiongkok untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan merata yang didasarkan pada kerja sama dan dialog, bukan pemikiran hegemonik dan zero-sum game.

"A Global Community of Shared Future: Tiongkok's Proposals and Actions juga menyoroti kontribusi Tiongkok dalam membangun komunitas global, seperti Inisiatif Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI), Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, Inisiatif Peradaban Global, dan peran Tiongkok dalam menyelesaikan konflik internasional dan regional.

Jadi Milik Dunia

Misalnya, hingga Juli 2023, lebih dari tiga perempat negara di dunia dan lebih dari 30 organisasi internasional telah menandatangani perjanjian kerja sama Sabuk dan Jalan dengan Tiongkok. Menurut dokumen tersebut, kerja sama Sabuk dan Jalan merupakan inisiatif Tiongkok, tetapi kesempatan dan pencapaian yang dihasilkannya menjadi milik seluruh dunia.

"Ini merupakan inisiatif kerja sama ekonomi, bukan aliansi geopolitik atau militer, dan merupakan proses yang terbuka dan inklusif yang tidak menargetkan atau mengecualikan pihak mana pun," katanya.

Di antara proyek-proyek BRI tersebut, misalnya, ada Kereta Api Tiongkok-Laos yang telah beroperasi pada 3 Desember 2021. Jalur kereta api itu memiliki 167 terowongan dan 301 jembatan yang dibangun dalam 11 tahun dengan total panjang 1.035 kilometer.

Pembangunan jalur kereta api ini telah menciptakan lebih dari 110.000 lapangan kerja lokal, dan membantu pembangunan sekitar 2.000 kilometer jalan dan kanal untuk desa-desa di sepanjang jalur kereta api.

Tak hanya itu, proyek BRI juga mencakup Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang menjadi kereta api pertama di Asia Tenggara yang mencapai kecepatan 350 kilometer per jam, dan Kereta Ekspres Tiongkok-Eropa.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top