Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Pasien Belum Divaksin "Booster" Bergejala Berat

Tingkatkan Pelacakan Covid-19 Cegah Varian XBB

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya peningkatan pelacakan, kapasitas pemeriksaan, dan penanganan Covid-19 dalam rangka mengantisipasi meluasnya subvarian baru XBB.

"Tingkatkan jumlah tes khususnya bagi mereka yang kontak erat dan bagi yang punya komorbid," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Agus Suprapto, ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (9/11).

Seperti dikutip dari Antara, Agus menjelaskan peningkatan kapasitas pemeriksaan, pelacakan, dan penanganan Covid-19 merupakan kunci utama untuk menekan penyebaran Covid-19 termasuk subvarian baru XBB.

"Perlu ditekankan semakin banyak jumlah tes, akan semakin baik, karena jumlah kasus di masyarakat secara riil akan dapat diketahui," katanya.

Peningkatan kapasitas pemeriksaan Covid-19, kata Agus, juga merupakan salah satu langkah penting dalam mendukung proses transisi menuju endemi Covid-19.

"Masyarakat juga kami ingatkan kembali untuk dapat mendukung peningkatan kapasitas jumlah tes Covid-19 ini, bagi yang merasakan gejala yang mengarah ke Covid-19 dipersilakan untuk melakukan tes secara mandiri," katanya.

Agus mengingatkan masyarakat terkait dengan tren kenaikan kasus Covid-19 menyusul kemunculan sejumlah subvarian terbaru Omicron. "Seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan tren kenaikan kasus Covid-19 akan mencapai puncaknya paling lambat awal Januari 2023. Tentu hal ini perlu jadi perhatian bersama," kata Agus.

Perkuat Prokes

Kemenko PMK, kata Agus, mengingatkan pandemi belum selesai, sehingga masyarakat perlu tetap memperkuat protokol kesehatan sebagai bagian dari tanggung jawab pribadi serta kolektif dalam mencegah penyebaran Covid-19.

Agus menjelaskan tanggung jawab pribadi yaitu contohnya taat pada protokol kesehatan. Sementara tanggung jawab kolektif yaitu dengan cara melengkapi diri dengan vaksinasi mulai dari dosis pertama hingga dosis penguat guna menciptakan kekebalan kelompok.

"Perhatikan imbauan dari pemerintah mengenai pentingnya penguatan prokes dan juga vaksinasi Covid-19 sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia," katanya.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan kasus-kasus gejala berat terjadi pada pasien Covid-19 yang belum vaksinasi primer atau booster. Bahkan untuk pasien belum vaksinasi booster persentasenya mencapai 70 persen.

"Saya kaget dari gejala berat yang ada ternyata 70 persen belum mendapatkan vaksin booster," ujar Budi, usai menghadiri Sidang Dies Natalis Universitas Airlangga (Unair) ke-68 pada Rabu (9/11).

Menkes meminta masyarakat yang belum mendapat vaksin primer atau vaksin sekunder untuk segera mendapatkan vaksin. Meski setelah pemberian vaksin tidak menjamin seseorang terhindar dari paparan virus Covid-19, vaksin dapat mencegah terjadinya keparahan.

Dia memastikan stok vaksin di Indonesia tidak mengalami masalah. Pemerintah menjamin ketersediaannya baik melalui pengadaan dalam negeri maupun luar negeri.

"Teman-teman yang belum di-booster segera booster, yang belum vaksin juga cepat vaksin. Bagi yang punya orang tua dan belum mendapat vaksin atau booster segera divaksin atau dapat booster. Kalau sudah divaksin akan mengurangi risiko masuk rumah sakit," jelasnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top