Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset dan Teknologi | Manfaatkan Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi

Tingkatkan Kualitas Publikasi Riset Internasional

Foto : ISTIMEWA

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pe­ngembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Muhammad Dimyati.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Jumlah publikasi riset internasional yang dihasilkan oleh peneliti Indonesia semakin meningkat dalam lima tahun terakhir bahkan berada di atas negara Singapura dan Thailand. Namun demikian, kenaikan tersebut belum diikuti oleh kualitas produk hasil riset karena masih kuatnya ego sektoral masing-masing lembaga.

Oleh karena itu, antarperguruan tinggi dan lembaga riset saling bersinergi untuk menghasilkan hasil riset yang bisa dibanggakan oleh Indonesia di mata internasional.

"Tantangan kita, belum memiliki ikon nasional yang bisa dibanggakan karena antarlembaga tidak sinergi," kata Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Muhammad Dimyati, saat menjadi pembicara kunci pada Simposium Nasional Penelitian dan Pengembngan Peternakan Tropik di auditorium Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Senin (5/11).

Menurut Dimyati, sudah saatnya antarperguruan tinggi bisa bersinergi untuk menghasilkan sebuah produk penelitian yang berkulitas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan menjadi produk andalan bangsa Indonesia. "Paling tidak kita punya satu ikon nasional," katanya.

Ia mengakui bahwa tidak mudah menyinergikan antara penelitian tersebut karena antarlembaga dan perguruan tinggi mempertahankan nama besar masing-masing. "Riset kita masih memiliki masalah dari sisi SDM, manajemen riset dan kelembagaan bahkan punya banyak masalah dalam setiap kluster," ujarnya.

Saat ini, kata dia, gairah penelitian di kampus semakin meningkat dengan adanya insentif untuk kegiatan riset. Bila dulu riset tidak dianggap di perguruan tinggi, sekarang nuansa penelitian makin meningkat. "Sebenarnya dari sisi kualitas kita harus bekerja keras, ada tahapannya, ada strategi untuk mengubah mindset birokrat dan auditor yang lebih mengedepan proses, kita dorong ke output," katanya.

Dalam kesempatan itu, Dimyati memberi tantangan bagi peneliti di Fakultas Peternakan UGM untuk bisa menghasilkan salah satu produk riset yang bisa dibanggakan oleh bangsa Indoensia. "Pesan Pak Menteri, tahun depan Fakultas Peternakan bisa hasilkan produk riset sapi Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Menristekdikti, Mohamad Nasir, mendorong anak-anak muda untuk melakukan penelitian sehigga melahirkan inovasi. "Kami mendorong anak-anak muda yang senang dengan penelitian sehingga nanti muncul inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

Selama ini, kata Nasir, hasil-hasil penelitian di sejumlah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) belum bisa dikembangkan atau didiseminasi kepada masyarakat.

Nasir menambahkan bahwa penelitian, teknologi dan inovasi merupakan hal yang penting, namun harus mengacu pada industri. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar generasi muda untuk terus melakukan inovasi.

"Hasil-hasil penelitian, tidak cukup hanya sekedar publikasi saja, tapi harus bisa dihilirisasi dan bermanfaat pada masyarakat," katanya.

Mampu Berinovasi

Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Ali Agus, mengatakan riset bidang peternakan diharapkan mampu berinovasi dalam memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dalam pencapaian peningkatan produktivitas serta kesejahteraan peternak.

"Era revolusi industri ini memungkinkan adanya jaringan antarpeternak rakyat dan industri yang dapat didukung oleh hasil riset akademisi kampus," katanya. YK/E-3

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top