Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Pers - Insan Pers Harus Memegang Etika dan Profesionalisme

Tingkatkan Kualitas Media untuk Hadapi Era Digital

Foto : KORAN JAKARTA/SELOCAHYO

PERINGATAN HPN - Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara (kiri), bersama Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dan Ketua Umum PWI Pusat, Atal Sembiring Depari, mencoba cenderamata kaos di salah satu stan Pameran Karya Pers dan Teknologi Informasi, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/2). Pameran digelar untuk memeriahkan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-19.

A   A   A   Pengaturan Font

Untuk menghadapi perkembangan zaman yang berkembang dengan cepat di era digital ini maka jajaran pers harus terus meningkatkan kualitas.

SURABAYA - Perkembangan dan pertumbuhan transaksi di era digital akan semakin tidak terbendung di masa mendatang. Pemerintah berharap seluruh pihak, baik pers, pelaku ekonomi, masyarakat, dan pemerintah daerah (Pemda) dapat memanfaatkan era digital itu dengan terus meningkatkan kualitas kinerja masing-masing.

"Kalangan pers tidak perlu resah dengan kehadiran era digitalisasi media. Digitalisasi hanya sebuah sarana baru dalam menyampaikan pesan, sehingga ruh pers sendiri tetap utuh," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara saat membuka Pameran Karya Pers dan Teknologi Informasi yang digelar di Grand City Mall, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/2).

Pameran yang akan berlangsung hingga 9 Februari ini diikuti 72 stan dari berbagai media lokal dan nasional itu digelar untuk memeriahkan peringatan Hari Pers Nasional ke-19. Selain media cetak, daring, televisi, radio, juga terdapat sejumlah stan peserta yang berasal dari kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM).

Menurut Rudiantara, daya tahan sebuah perusahaan media dalam perjalanan waktu bukan bergantung pada penggunaan teknologi digital, melainkan murni bergantung pada insan pers sendiri. Nanti jika teknologi 5G masuk, semua akan tersampaikan dalam bentuk video. Digital hanya cara, tidak meniadakan konten dan inti pers itu.

"Pers tidak usah takut, justru bagaimana memanfaatkan teknologi ini. Pers tidak akan pernah mati karena senantiasa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Industri pers bergantung bukan pada digital tidaknya, tapi bagaimana insan pers memegang etika dan profesionalisme. Jangan lupa digital hanya cara, subtansi harus kita pegang sama-sama. Selama itu dijaga dan selalu cover on both side, industri pers tidak akan hilang," tutur Rudiantara.

Perdagangan Digital

Rudiantara memaparkan perkembangan digital yang ada di sektor perdagangan. Data pada 2017, e-commerce di Indonesia mencapai 12 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan diperkirakan pada 2020 bisa lebih dari 50 miliar dollar AS. Artinya lebih banyak perdagangan lewat digital.

"Itu mempresentasikan 11 persen GDP kita. Sekarang sudah tidak ada lagi orang yang membeli tiket pesawat dan vocer hotel di biro travel, semua digital. Pemda bila ingin meluruskan berita hoaks, misalnya tentang inflasi agar tidak terjadi panic buying, bisa langsung lewat media sosial, tidak perlu menunggu satu hari setelah dicetak," papar dia.

Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari, mengatakan pers harus mengikuti perubahan zaman agar dapat tetap dibutuhkan oleh masyarakat. "Mari kita lihat pers setahun ini, lalu apa keinginan rakyat di suatu daerah. Itu yang kita dorong bersama," ujarnya.

Gubernur Jatim Soekarwo, mengatakan, manfaat kegiatan peringatan HPN ke-19 Jawa Timur bukan hanya dirasakan oleh insan pers, namun juga pelaku ekonomi di Jatim. Hal itu sesuai dengan harapan Pemprov Jatim saat mengajukan diri sebagai lokasi acara peringatan HPN ke-19.

"Kita bersyukur HPN ke-19 Jatim berjalan lancar. Semua hotel dan rumah makan penuh," pungkas dia.

SB/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top