Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 20 Nov 2024, 13:57 WIB

Tingkatkan Kesembuhan, YKI Akan Gelar Skrining Paru pada Ajang Run for Healthy Lungs

Konferensi pers Run for Healthy Lungs di Jakarta, Selasa (19/11). Dalam acara yang digelar Minggu, 1 Desember 2024 di Area Pintu 6 Gelar Bung Karno.

Foto: ist

JAKARTA – Global Observatory on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2022 menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat 66.271 jumlah kasus baru dan sebanyak 34.339 jumlah kematian akibat kanker paru. Tingginya jumlah kasus dan kematian menandakan pentingnya pengendalian faktor risiko sebagai upaya pencegahan.

Dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Paru, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menekankan pentingnya skrining sebagai upaya meningkatkan peluang kesembuhan kanker paru. Kegiatan pra-skrining untuk masyarakat akan dilaksanakan pada ajang Run for Healthy Lungs yang akan digelar pada Minggu, 1 Desember 2024 di Area Pintu 6 Gelar Bung Karno (GBK), Jakarta.

Ajang Run for Healthy Lungs didukung oleh Dedikasi Untuk Negeri dari Bank Indonesia. Program ini bertujuan mengingat kesehatan masyarakat mempengaruhi daya saing dan produktivitas tenaga kerja yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

“YKI mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Bank Indonesia dan segenap pihak. Kami mengajak masyarakat berpartisipasi pada ajang ‘Run for Healthy Lungs’ dan melakukan pra-skrining kanker paru sebagai upaya pengendalian faktor risiko kanker paru, mengingat kanker paru menempati urutan nomor dua kejadian kanker di Indonesia,” ujar Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Selasa (19/11).

Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia, Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K), yang juga merupakan Guru Besar dalam bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, mengutarakan, angka kematian yang tinggi pada kanker paru disebabkan oleh keterlambatan penanganan pada pasien kanker paru. Mayoritas dari mereka datang ke dokter pada  stadium 4 atau dikenal dengan stadium lanjut sehingga lebih sulit ditangani.

“Sebanyak 90 persen dari pasien kanker paru baru datang ke dokter setelah mereka memasuki stadium lanjut,” ujar dia.

Oleh karena cara terbaik adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kanker paru perlu ditingkatkan. Melalui pra skrining dan skrining sebagai upaya deteksi dini penyakit ini diharapkan dapat ditemukan pada stadium dini sehingga kemungkinan kesembuhan menjadi meningkat.

“Kesembuhan pada pasien kanker bisa mencapai 90 persen jika ditangani sejak dini. Oleh sebab itu, skrining dan deteksi dini kanker paru menjadi sangat penting, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi,” ujar Prof. Elisna.  

Pra-skrining dilaksanakan melalui pengisian Kuesioner Profil Risiko Kanker Paru, apabila pra-skrining menunjukkan responden memiliki risiko tinggi, seperti merokok harus dilanjutkan dengan skrining kanker paru dan pemeriksaan medik lebih lanjut untuk menemukan kemungkinan adanya kanker paru.

Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia mengatakan,kanker paru adalah masalah kesehatan serius dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di Indonesia, dengan sekitar 34.339 kematian setiap tahunnya. AstraZeneca senantiasa berkomitmen untuk mengatasi tantangan kanker paru-paru di Indonesia melalui pengobatan inovatif dan akses perawatan yang lebih baik untuk pasien.

“Dalam Bulan Kesadaran Kanker Paru-Paru ini, kami merasa terhormat untuk melanjutkan kemitraan kami dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) untuk mengedukasi serta mengadvokasi skrining dini dan langkah-langkah pencegahan kanker paru-paru," ujar dia.

Memahami lebih dalam tentang Kanker Paru

Dalam paparannya, Prof. Elisna menjelaskan bahwa kanker paru dapat berasal dari sel epitel saluran napas yang menandakan sebagai kanker paru primer, sementara kanker paru sekunder atau metastasis adalah kanker yang berasal dari organ lain seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker kolon kanker prostat yang menyebar dan tumbuh di paru.

Ia menerangkan, tanda dan gejala respirasi akibat efek kanker primer di paru adalah batuk yang tak kunjung sembuh, batuk darah, sesak napas, nyeri dada. Sementara tanda dan gejala karena penyebaran kanker dalam rongga dada adalah nafsu makan menurun, berat badan turun drastis, nyeri menelan.

Gejala lain adalah terjadi pembengkakan pada wajah dan lengan, suara serak, suara batuk melemah, nyeri dada pleuritic dan kelopak mata menurun, pupil mata mengecil. Pada bagian kulit terjadi pengurangan keringat pada wajah, hingga nyeri bahu dan penyusutan otot di bahu dan lengan.

“Adapun faktor risiko kanker paru diantaranya akibat merokok aktif, perokok pasif, memiliki riwayat merokok, usia diatas 45 tahun, radon, riwayat dalam keluarga, polutan lingkungan dan rumah tangga, dan penyakit paru kronis,” tambah Elisna

Selain melakukan pra-skrining dan skrining kanker, Prof. Elisna menghimbau masyarakat untuk mengurangi risiko kanker dengan berhenti merokok,  menghindari paparan radon atau gas radioaktif alami yang dapat menumpuk di rumah dan tempat kerja. Bahan kimia ini dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Selain itu ia meminta masyarakat memperbaiki pola makan tinggi antioksidan, vitamin dan mineral. selanjutnya melakukan olahraga sedang setidaknya 150 menit setiap minggu, seperti jalan cepat atau bersepeda, dan membatasi konsumsi alkohol.

“Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan melakukan perubahan gaya hidup, setiap individu dapat membantu mengurangi risiko kanker paru dan mendukung komunitas yang lebih sehat,” tambah Elisna.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.