Tingkatkan Akses Pembiayaan dan Investasi bagi UKM
DAYA SAING MELEMAH - Pekerja mewarnai keramik setengah jadi sebelum dibakar di rumah produksi Dinikoe Ceramics, Malang, Jawa Timur, Senin (13/5). Pelaku UMKM keramik setempat mengaku kesulitan mengembangkan usaha karena tersaingi produk Tiongkok yang masuk melalui pasar digital serta kenaikan harga bahan baku penunjang.
Selain itu, Temmy menilai perlu penerapan innovative credit scoring (ICS) bagi UMKM untuk menjadi alternatif penilaian kelayakan kredit selain agunan. Bahkan, menurut Temmy, pihaknya akan mendorong Purchase Order (PO) Financing pada alokasi belanja pemerintah bagi UMKM melalui platform security crowdfunding.
"Perlu ada dukungan besar dari semua pihak untuk meningkatkan akses pembiayaan dan investasi bagi UKM," kata Temmy.
Pendampingan Bisnis
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan INOTEK, Ivi Anggraeni, menjelaskan program SME Epic sudah bergulir sejak Mei 2024 dengan melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap 150 UKM terpilih. Lewat program SME Epic ini, Inotek berusaha membantu para pelaku UKM membedah usahanya dan mengevaluasi kebutuhan pembiayaan yang sesuai.
The Business Link Up kali ini diikuti 26 UKM secara regional di wilayah Jawa Barat, Jabodetabek, dan Sumatera, yang bergerak pada bidang usaha komoditas kelapa, sektor industri kreatif, makanan dan minuman, fashion, dan teknologi, dengan kebutuhan investasi senilai 36 miliar rupiah. "Lembaga pembiayaan yang ikut kegiatan ini berasal dari kalangan perbankan, modal ventura, private investor, angel investor, crowdfunding, dan potential buyer," ujar Ivi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya