Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Keuangan | Literasi Keuangan Masyarakat Masih di Bawah 50 Persen

Tingkat Literasi dan Inklusi Timpang

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Partisipasi masyarakat dalam produk dan jasa keuangan harus dibarengi dengan tingkat pemahaman yang memadai terhadap industri keuangan.

JAKARTA - Gap antara literasi keuangan dan inklusi keuangan di dalam negeri masih sangat lebar. Kondisi tersebut dapat memicu kerentanan berbagai risiko yang merugikan masyarakat, terutama maraknya investasi bodong.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengatakan upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan harus turut dilaksanakan ke daerah-daerah, bukan hanya di kota besar.

"Saya ingin ajak kita keluar dari kota besar, karena saya pada saat melakukan kegiatan dalam Bulan Inklusi Keuangan ini justru juga sempat mengikutinya di Kabupaten Karanganyar, Solo, dan Samarinda. Jadi, kelihatan betul kebutuhan untuk peningkatan literasi," kata Mahendra dalam penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022 di Financial Expo (FinExpo), Jakarta, Sabtu (29/10).

Mahendra menekankan pentingnya upaya-upaya untuk meningkatkan indeks literasi keuangan guna mencegah masyarakat terjebak dalam aktivitas jasa keuangan yang ilegal. Literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia, kata dia, sangat penting di tengah tingginya indeks inklusi keuangan.

Pasalnya, partisipasi masyarakat dalam produk dan jasa keuangan harus dibarengi dengan tingkat pemahaman yang memadai terhadap industri keuangan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top