![Tindak Tegas Pengoplos Beras](https://koran-jakarta.com/images/article/tindak-tegas-pengoplos-beras-230720082058.jpg)
Tindak Tegas Pengoplos Beras
![Tindak Tegas Pengoplos Beras](https://koran-jakarta.com/images/article/tindak-tegas-pengoplos-beras-230720082058.jpg)
Guna memastikan penyelamatan varietas pandan wangi, Dedi mengimbau agar Kementan menambah jumlah areal sawah yang ada saat ini. "Jumlah areal sawahnya harus bertambah, sekarang cuma 150 ha, minimal ada 1.000 ha. Mudah-mudahan Kementan, Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi bisa bersinergi untuk bersama-sama memperluas areal sawah ke depannya," tutupnya.
Bupati Cianjur Herman Suherman menjelaskan bahwa Kabupaten Cianjur merupakan salah satu sentra produksi padi di Provinsi Jawa Barat. Produksi padi saat ini dituntut untuk berdaya saing tinggi sehingga harus diawali dengan penggunaan benih bermutu. "Kabupaten Cianjur memiliki komoditi unggulan spesifik padi yang telah menjadi trade mark dari kabupaten tersebut, yaitu padi varietas Pandan Wangi," ujarnya.
Luasan Turun
Terkait luas pertanaman padi pandan wangi, saat ini mengalami penurunan. Seperti diketahui, pada 2022 luas tanam 134 ha dan pada 2023 ini baru mencapai 59 ha, yang terdiri dari lima Kecamatan, yaitu Kecamatan Warung Kondang Desa Tegallega 50 ha, Kecamatan Cianjur 1 ha, Kecamatan Campaka 3 ha, Kecamatan Cugenang 3 ha, dan Kecamatan Gekbrong 2 ha.
"Sementara pengorbanan petani dari sisi waktu, biaya, tenaganya lebih besar untuk Pandan Wangi. Harga berasnya sendiri, Pandan Wangi, belum bisa stabil. Kemudian faktor berikutnya adalah masalah pemasaran secara luas. Kehadiran Pandan Wangi ini belum bisa dipromosikan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan adanya kehadiran varietas sintanur yang aromatik ini kerap kali menjadikan posisi Pandan Wangi itu serba sulit dijual dengan harga tinggi," tambahnya.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya