Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Timor, Nusa Cendana yang Terpisah Menjadi Dua

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kedatangan biarawan Dominikan pada 1556 dilakukan oleh António Taveira, secara resmi menandai dimulainya upaya misionaris yang lebih luas. Upaya gereja terkonsentrasi di wilayah pesisir utara dan selatan selama akhir abad ke-16.

Portugis awalnya bukan tidak membuat pemerintahan kolonial namun hanya pos perdagangan atau garnisun militer yang ada di Pulau Timor. Menurut John G Taylor dalam bukunyaThe Price of Freedommengatakan, "Pada tahun 1566 Portugis memiliki basis di sebuah benteng yang dibangun oleh biarawan Dominikan di Pulau Solor Utara Timor. Dari pangkalan ini mereka memulai perjalanan tahunan pengumpulan kayu cendana ke Timor,".

Setelah benteng tersebut direbut Belanda pada 1613, Portugis memindahkan markasnya ke Larantuka di bagian timur Pulau Flores. Di sana Portugis tetap menguasai bentuk dan mengkonsolidasikan kekuasaan mereka melalui sebuah kelompok yang akan mendominasi pembangunan Timor pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas.

Belanda menyebut kelompok Topasses sebuah komunitas keturunan tentara, pelaut, dan pedagang Portugis yang kawin campur dengan wanita pribumi di Pulau Solor merupakan musuh yang harus ditaklukkan. Dari Larantuka kelompok ini menguasai jaringan perdagangan antara Solor, Timor, dan Larantuka, termasuk perdagangan cendana yang menguntungkan.

Kekuasaan mereka dibantu oleh para biarawan Dominikan. Melalui proses perdagangan, Topasses mulai menetap di Pulau Timor secara bertahap dengan kehadiran yang terhormat pada tahun 1642. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, sampai saat ini ada beberapa misi yang tersebar di wilayah pesisir Timor.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top